Asal Mula Kota Pekanbaru dari Sebuah Dusun Kecil Bernama Senapelan

Daftar Isi

    LANCANG KUNING - Kota Pekanbaru berkembang, juga disebabkan dari fungsi sungai siak yang menjadi sarana transportasi dalam mendistribusikan hasil bumi dari pedalaman dan daratan tinggi minangkabau ke wilayah pesisir Selat Malaka.
    Dahulu nama kota Pekanbaru ialah Senapelan. Pada masa silam kota ini hanya berupa dusun kecil yang dikenal dengan sebutan Dusun Senapelan. Dusun ini terletak di kuala Sungai Pelan, terletak di sekitar Jembatan Siak 1 saat ini. Dahulu kawasan ini hanya dihuni dua atau tiga buah rumah saja. Koloni kecil seperti ini merupakan ciri penduduk tepian sungai dan menyebar rata mulai dari Kuala Tapung sampai ke Kuala Sungai Siak di Sungai Apit.

    Dusun Senapelan dipimpin seorang Batin alias Kepala Dusun. Sebutan Batin sering dipakai dalam strata kepemimpinan di Kerajaan Siak. Perkembangan Dusun Senapelan sangat erat kaitannya dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura.

    Peristiwa terpenting ditandai saat Raja Siak Sri Indrapura yang keempat, Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah, bergelar Tengku Alam (1766-1780 M) menetap di Senapelan. Sultan Abdul Jalil membangun istananya di Kampung Bukit berdekatan dengan Dusun Senapelan, yaitu di sekitar Mesjid Raya Pekanbaru. Tidak berapa lama kemudian, beliau membangun sebuah pekan (pasar). Dia juga membangun jalan penghubung Senapelan dengan Teratak Buluh. Namun belum sempat usaha ini berkembang, Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah wafat pada tahun 1765 dengan gelar Marhum Bukit. Usaha yang telah dirintisnya, kemudian dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali dan dibantu kemenakannya Said Ali di tempat baru yaitu di sekitar pelabuhan sekarang.

    Pusat perniagaan baru itu kemudian diberi nama Pekan Baharoe. Tibalah saatnya yaitu, pada tanggal 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah "Dewan Menteri" dari Kesultanan Siak, yang terdiri dari datuk empat suku (Pesisir, Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar), negeri Senapelan resmi diganti namanya menjadi Pekan Baharoe. Dan tanggal 23 Juni ditetapkan sebagai hari jadi kota Pekanbaru.

    Berdasarkan Besluit van Het Inlandsch Zelfbestuur van Siak No.1 tanggal 19 Oktober 1919, Pekanbaru menjadi bagian distrik dari Kesultanan Siak. Namun pada tahun 1931, Pekanbaru dimasukkan ke dalam wilayah Kampar Kiri yang dikepalai oleh seorang controleur yang berkedudukan di Pekanbaru dan berstatus landschap sampai tahun 1940. Kemudian menjadi ibukota Onderafdeling Kampar Kiri sampai tahun 1942. Pada saat penajajahan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, Pekanbaru dikepalai oleh seorang gubernur militer yang disebut gokung.

    Pada saat Indonesia telah merdeka, berdasarkan Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 Nomor 103, Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau Kotapraja. Kemudian pada tanggal 19 Maret 1956, berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 Republik Indonesia, Pekanbaru (Pakanbaru) menjadi daerah otonom kota kecil dalam lingkungan Provinsi Sumatera Tengah.

    Selanjutnya sejak tanggal 9 Agustus 1957 berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 Republik Indonesia, Pekanbaru masuk ke dalam wilayah Provinsi Riau yang baru terbentuk. Kota Pekanbaru resmi menjadi ibu kota Provinsi Riau pada tanggal 20 Januari 1959 berdasarkan Kepmendagri nomor Desember 52/I/44-25, sebelumnya yang menjadi ibu kota adalah Tanjungpinang (kini menjadi ibu kota Provinsi Kepulauan Riau).

    Kota Pekanbaru merupakan kota terbesar yang ada di Provinsi Riau, Pekanbaru merupakan kota perdagangan dan jasa, kota ini merupakan kota yang memiliki tingkat pertumbuhan migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Pada tahun 2015, kota Pekanbaru genap berusia 231 Tahun. (hyAzn)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Asal Mula Kota Pekanbaru dari Sebuah Dusun Kecil Bernama Senapelan
    Sangat Suka

    68%

    Suka

    15%

    Terinspirasi

    5%

    Tidak Peduli

    5%

    Marah

    5%

    Komentar

    Berita Terkait