Daftar Isi
Foto: Ilustrasi minuman beralkohol. (Pixabay)
Lancang Kuning – Kecanduan alkohol adalah ketika tubuh menjadi bergantung pada alkohol dan sulit untuk mengendalikan konsumsinya. Pola konsumsi alkohol seperti ini bisa menimbulkan masalah dan gangguan serius.
Tetapi seseorang yang kecanduan alkohol tidak akan berhenti mengonsumsi alkohol meski kebiasaan tersebut menyebabkan masalah pada dirinya atau bahkan bisa muncul gejala putus zat bila orang tersebut menghentikan konsumsi alkohol. Demikian dipaparkan dalam Webinar Info Sehat FKUI bertajuk Waspada Bahaya Minuman Beralkohol, Rabu, 10 Maret 2021, dilansir LKC dari Viva.co.id
Berdasarkan beberapa penelitian dan studi kasus, di setiap tahunnya, pasti ada saja korban jiwa karena pesta miras dan oplosan. Dan yang mengherankan, korban tersebut masih duduk di bangku sekolah
Laporan WHO tahun 2016 menunjukkan bahwa konsumsi alkohol per kapita di Asia Tenggara meningkat 34 persen dibandingkan Eropa yang menurun sekitar 12 persen. Peningkatan ini dikontribusikan oleh India, Thailand dan Indonesia.
Menurut survei tahun 2016, Prevalensi remaja usia (13-17) tahun terdapat 4,4 persen yang mengonsumsi alkohol di Indonesia. Hal itu terjadi karena tingkat pengawasan yang rendah dan diakui pula oleh para remaja yang dapat membeli alkohol secara bebas di temat-tempat tertentu tanpa kartu identitas
Di Indonesia, terdapat sekitar 62,5 persen pengkonsumsi alkohol yang tidak tercatat, 6,5 persen memiliki episode peminum berat pada usia 15 tahun dan 0,8 persen orang yang termasuk k edalam penyalahgunaan alkohol.
Berdasarkan usia, angka konsumsi alkohol pun beragam. 0,3 persen pengguna alkohol pada usia 10-14 tahun, 3,7 persen Pengguna alkohol pada usia 15-19 tahun dan 6,4 persen pengguna alkohol berusia 20-24 tahun. Para pengguna tersebut lebih dominan dilakukan oleh laki-laki, dari pada perempuan.
Rangkaian atau variasi penggunaan alkohol meliputi kecanduan atau ketergantungan zat, yang sering disebut dengan adiksi zat, yaitu seseorang yang menggunakan zat secara berlebihan dan tidak terkontrol, sehingga dapat menyebabkan toleransi, gejala putus zat dan gangguan fungsi sehari-hari.
Ketika kebiasaan minum alkohol tidak dapat dihentikan hingga menimbulkan masalah pada kehidupan sehari-hari, maka orang tersebut telah mengalami gangguan penggunaan alkohol. Gangguan penggunaan alkohol ini bisa berkisar ringan hingga berat.
Ketika kondisinya sangat berat, gangguan penggunaan alkohol menyebabkan masalah serius, sehingga pengidapnya perlu mendapatkan perawatan.
Gangguan penggunaan alkohol dapat meliputi penggunaan alkohol berulang, walaupun itu sangat berdampak bagi kesehatan dan akan terus menggunakan walaupun sudah menyadari adanya masalah fisik atau psikologis yang disebabkan atau diperburuk oleh alkohol.
Kemudian terjadinya toleransi berupa peningkatan dosis yang diperlukan, guna memperoleh efek yang sama dengan biasanya dan penurunan efek yang timbul ketika penggunaan dosis alkohol yang sama dengan biasanya. Terakhir orang tersebut jug akan mengalami gejala putus zat. (LK)
Laporan: Prima Nadia Rahayu
Komentar