Daftar Isi
Foto: Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19. (Freepik/mdjaff)
Lancang Kuning – Lonjakan kasus COVID-19 diprediksi terjadi menjelang libur panjang akhir tahun, yaitu saat Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2021. Meski begitu, kesadaran masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan nampaknya sudah cukup baik, terbukti dari hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Dituturkan Sehatpedia Kementerian Kesehatan, Rico Mardiansyah SH, MH, sejauh ini, perkembangan kasus virus corona di Indonesia berdasarkan data memang masih terus mengalami peningkatan. Tentunya, masyarakat harus tetap waspada untuk menekan angka tersebut.
Apalagi, pada 17 Desember kemarin, kasus COVID-19 menembus angka 7 ribuan per harinya. Lantas, langkah apa saja yang dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi lonjakan COVID-19? Bagaimana hasil survei akan protokol kesehatan yang dijalankan masyarakat? Berikut rangkumannya.
1. Rapid test antigen
Rico menjelaskan, banyak hal yang perlu diantisipasi dan dipersiapkan, termasuk dengan peraturan baru melalui rapid test antigen untuk masyarakat yang hendak ke luar kota. Meski tak semua kota memberlakukannya, namun di kota-kota besar yang masih termasuk dalam zona merah, menjadi persyaratan utamanya.
"Pemerintah juga telah menerbitkan aturan kewajiban melakukan test Rapid Antigen bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan sesuai dengan daerah yang memiliki potensi penyebaran virus, di antaranya; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Timur, dan DKI Jakarta," ujarnya dalam keterangan tertulis Apotek online Lifepack & Jovee, dikutip Minggu, 20 Desember 2020.
2. Memangkas libur
Selain menerapkan peraturan baru, pemerintah juga tak lagi memberi kelonggaran dengan memangkas jatah liburan panjang akhir tahun. Dengan begitu, diharapkan masyarakat bisa mencegah kerumunan dengan tetap di rumah.
“Guna menekan angka penyebaran virus corona, untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan memangkas libur akhir tahun untuk mencegah adanya potensi kerumunan," tuturnya.
3. Kesadaran masyarakat
Rico menambahkan bahwa dua langkah tersebut dapat meningkatkan kesadaran yang tinggi agar terus mematuhi protokol kesehatan yaitu 3M, Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak.
Tak hanya itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei mengenai Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi COVID-19 pada periode 1-7 September 2020, ke 90.967 responden untuk mengukur kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Hasil survei tersebut menunjukan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat dalam pencegahan virus corona sudah sangat baik. Data menunjukan bahwa 91,8 persen masyarakat menggunakan masker, 77,1 persen menggunakan hand sanitizer, dan 76,69 persen menghindari kerumunan.
“Berdasarkan data dari BPS, dijelaskan bahwa masyarakat sudah mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Tapi ada yang menarik terkait data tersebut, yaitu dalam hal memakai masker, perempuan lebih patuh terhadap anjuran tersebut dengan persentase 94 persen dibanding laki-laki hanya 88 persen," ucap Rico, dilansir LKC dari Viva.co.id
Sedangkan untuk menghindari kerumunan, perempuan lagi-lagi lebih patuh yaitu 81 persen, laki-laki hanya 71 persen tingkat kepatuhannya. Saya berharap tingkat kepatuhan protokol kesehatan akan terus meningkat," tambahnya.
4. Imunitas tubuh
Di samping meningkatkan protokol kesehatan, sebagai langkah awal perlunya meningkatkan daya tahan tubuh dengan rajin berolahraga dan mengonsumsi vitamin. Rico mengaku rutin sekali setiap hari mengonsumsi vitamin D C, dan Zinc, yang mana berdasarkan rekomendasi dokter yang berpengalaman menangani pasien COVID-19.
Untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin dan suplemen, Jovee, pusat vitamin personal terlengkap yang menyediakan kebutuhan harian vitamin yang didukung oleh dokter dan apoteker untuk melayani kebutuhan masing-masing individu secara tepat.
“Di tengah pandemi ini, banyak inovasi teknologi kesehatan yang hadir untuk masyarakat. Seperti Sehatpedia, Jovee, dan apotek online Lifepack. Harusnya masyarakat dapat memanfaatkan itu dengan baik. Karena itu memberikan kemudahan akses bagi kita untuk mendapatkan layanan kesehatan," kata Rico.
"Mungkin dulu kalau butuh vitamin dan obat harus keluar rumah, namun dengan kondisi pandemi sekarang yang mengharuskan menjaga jarak dan tetap di rumah, pemanfaatan layanan digital dapat dimaksimalkan penggunaannya. Untuk itu pemerintah sangat mendukung adanya inovasi teknologi di bidang kesehatan seperti layanan telemedicine, peresepan obat secara elektronik hingga apotek online,” tutupnya.
Ingat, saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun. (LK)
#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu
Komentar