Giliran Maroko Sepakat Normalisasi Hubungan dengan Israel

Foto: Bendera Israel.

Lancang Kuning – Israel dan Maroko sepakat untuk menormalisasikan hubungan diplomatik, melalui bantuan Amerika Serikat. Maroko menjadi negara Arab keempat yang kembali menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, dalam kurun waktu empat bulan terakhir.

Sebagai imbalan dari kesepakatan, Presiden AS Donald Trump setuju untuk mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat. Wilayah ini menjadi tempat perselisihan teritorial selama puluhan tahun, di mana Maroko diadu melawan Front Polisario yang didukung Aljazair.

Trump menyepakati perjanjian tersebut melalui panggilan telepon dengan Raja Maroko Mohammed VI. Maroko menjadi negara keempat yang menormalkan hubungan dengan Israel, setelah Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan.

Sementara itu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut baik kesepakatan normalisasi dengan Maroko sebagai 'cahaya perdamaian besar'. Israel menyebut akan ada penerbangan langsung antara negara-negara tersebut dan akan membuka kantor diplomatik.

Berdasarkan perjanjian ini, Maroko akan menjalin hubungan diplomatik penuh dan melanjutkan kontak resmi dengan Israel.

Warga Palestina telah mengkritik kesepakatan normalisasi, menyebut negara-negara Arab mengesampingkan tujuan perdamaian dengan meninggalkan perjanjian lama bahwa Israel menyerahkan tanah untuk Palestina sebelum dapat menerima pengakuan. Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Bassam as-Salhi, mengutuk kesepakatan itu.

"Setiap kemunduran dari Arab Peace Initiative (2002), yang menetapkan bahwa normalisasi hanya terjadi setelah Israel mengakhiri pendudukannya atas tanah Palestina dan Arab, tidak dapat diterima dan meningkatkan sikap agresif Israel dan penolakannya terhadap rakyat-rakyat Palestina," ujar Salhi, dilansir LKC dari Viva.co.id. (LK)