Daftar Isi
LancangKuning -Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, dilaporkan mengalami depresi berat dan mendengar suara-suara gaib selama ditahan di penjara berkeamanan tinggi di Inggris.
Laporan itu disampaikan oleh seorang ahli kejiwaan, Michael Kopelman, yang mewawancarainya pada sidang ekstradisi, Selasa (22/9) lalu.
Melansir AFP, Kamis (24/9), Kopelman telah mewawancarai Assange sekitar 20 kali. Dia mengatakan peretas itu memiliki kecenderungan yang sangat tinggi untuk melakukan bunuh diri, jika dia diekstradisi ke Amerika Serikat karena membocorkan rahasia militer.
Baca Juga : Trump Digugat Keponakan karena Masalah Warisan
Sebagai bukti, dia mengatakan Assange mengalami "depresi berat" dan "gejala psikotik", termasuk halusinasi pendengaran, saat berada di sel isolasi di Penjara Belmarsh di barat daya London.
Kopelman mengatakan kepada pengadilan Old Bailey di pusat kota London bahwa Assange merasa dia berhalusinasi mendengar musik dan suara-suara yang mengatakan "kamu adalah debu, kamu mati, kami datang untuk menjemputmu".
"Dorongan bunuh diri Assange muncul dari faktor klinis, tapi ekstradisi yang akan segera terjadi akan memicu upaya itu," ujarnya.
Dia memperingatkan bahwa kondisi Assange "akan memburuk secara substansial" jika diekstradisi.
Baca Juga : Trump Tolak Transisi Damai hingga WNI Aman di Tengah Demo AS
Pasangan Assange, Stella Moris, sebelumnya mengatakan dia khawatir Assange akan bunuh diri dan meninggalkan anak mereka yang masih kecil tanpa ayah.
James Lewis yang mewakili pemerintah AS menanyai Kopelman tentang kebenaran beberapa klaim Assange yang kemungkinan menunjukkan bahwa dia mengada-ada.
Assange dijerat 18 sangkaan dengan Undang-Undang Spionase AS karena membocorkan 500 ribu dokumen rahasia yang merinci operasi militer AS di Afghanistan dan Irak pada 2010 melalui WikiLeaks.
AS mengklaim dia membantu analis intelijen, Chelsea Manning, untuk mencuri dokumen sebelum mengungkap sumber rahasia di seluruh dunia.
Baca Juga : Pasangan AOK Membawa Perubahan, Dapat Nomor Urut Satu di Pilkada Meranti
Jika terbukti bersalah, Assange yang sudah ditahan di Belmarsh selama 16 bulan terakhir terancam dipenjara hingga 175 tahun.
Baru-baru ini, pemerintah AS mengeluarkan bukti baru yang menuduh Assange dan lainnya merekrut peretas di situs WikiLeaks.
Pada 2010, dia menghadapi tuduhan pelecehan seksual dan pemerkosaan di Swedia, tetapi hal itu dibantahnya.Sidang ekstradisi adalah upaya hukum terbaru dari serangkaian pergulatan hukum yang kini dihadapi Assange.
Komentar