Daftar Isi
Foto : Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bersama perwira tentara Taiwan. (IPDF)
Lancang Kuning – Presiden Republik Taiwan Tsai Ing-wen pagi tadi mengunjungi Pangkalan Angkatan Udara Taiwan (ROCAF) Penghu, Selat Taiwan.
Kedatangan Tsai Ing-wen kali ini dilakukan secara khusus untuk memberikan motivasi kepada para pilot Angkatan Udara Taiwan yang telah berhasil menghadang jet-jet tempur dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) yang akhir-akhir ini sering terbang mendekati Pulau Taiwan.
Wen mengaku sangat bangga dengan keberanian para prajurit Angkatan Udara Taiwan yang telah berhasil mencegat sejumlah pesawat tempur China masuk ke wilayah kedaulatan Taiwan.
Menurut Wen, para pilot dan insinyur yang telah berhasil menghadang jet-jet tempur China adalah pahlawan bagi Republik Tiongkok (Taiwan), karena kedaulatan Taiwan tidak bisa diintervensi oleh Beijing.
“Aku sangat percaya padamu. Sebagai tentara Republik Taiwan, bagaimana kita bisa membiarkan musuh mondar-mandir di wilayah udara kita sendiri?" kata Tsai Ing-wen dikutip VIVA Militer dari Reuters, Selasa, 22 September 2020.
Untuk diketahui, pangkalan udara Penghu adalah 'rumah' bagi F-CK-1 Ching-kuo Indigenous Defense Fighters (IDF) yang beroperasi sejak tahun 1997 silam. Secara geografis, pangkalan udara Penghu berada di garis terdepan Taiwan dalam menghadapi berbagai manuver dari militer China di Selat Taiwan.
Salah satu perwira senior dari skuadron Heavenly Colt, IDF, Wang Chia-chu, mengatakan, dari Pangkalan udara Penghu hanya dibutuhkan waktu paling lama lima menit untuk memantau pergerakan jet-jet tempur Angkatan Udara China. Sehingga, peran pangkalan udara Penghu sangat penting dalam mencegat jet-jet tempur China yang akhir-akhir ini datang mengancam.
"Kami akan mempertahankan wilayah udara kami secara real time selama ada ancaman," kata Wang.
Tidak hanya sebatas memberikan motivasi kepada para pasukan Angkatan Udara di pangkalan Penghu, dalam kesempatan itu Presiden Wen juga mengecek kesiapan rudal jelajah udara 'Wan Chien' yang baru mulai beroperasi tahun 2018 lalu. Rudal jelajah terbaru Taiwan itu memiliki kemampuan terbang mencapai target hingga 200 km atau 125 mil. Sehingga, dari pangkalan udara itu, tentara IDF dapat menembakkan rudal jelajah Wan Chien itu dengan sangat mudah menargetkan kapal-kapal China, maupun fasilitas penting yang dimiliki oleh China daratan lainnya yang dekat dari pangkalan udara Penghu itu.
Sebagaimana diberitakan VIVA Militer sebelumnya, pada hari Jum'at lalu, Angkatan Udara China (PLAAF) telah menerbangkan sejumlah pesawat tempurnya mendekati Pulau Taiwan. Tidak tanggung-tanggung, pesawat yang dikerahkan oleh Presiden Xi Jinping untuk menggertak Taiwan sebanyak 37 pesawat tempur, termasuk pesawat pembom H-6 milik Tentara China.
Tentara China hingga saat ini juga masih melakukan latihan militer di Selat Taiwan dekat Pulau Taiwan. Pemerintah China berdalih bahwa kegiatan latihan militer yang dilakukan oleh tentara PLA itu dalam rangka menjaga kedaulatan Republik Rakyat China dari kemungkinan gangguan asing.
Kemarahan China kepada Taiwan berawal dari masuknya Amerika Serikat (AS) ke pemerintah Taiwan baru-baru ini. China memantau hubungan diplomatik antara Taiwan dengan AS kian harmonis. Ditambah lagi kemarahan China memuncak ketika Taiwan berencana membeli sejumlah senjata canggih dari AS dalam waktu dekat ini. Taiwan rencananya akan membeli pesawat anti awak (UAV) MQ-9B Reaper dan rudal anti kapal Harpoon AGM-84H/K SLAM-ER untuk menghadapi dominasi China. (LK)
Komentar