Daftar Isi
Foto: Jet tempur F-16V Fighting Falcon Angkatan Udara Taiwan (ROCAF). (Military and Commercial Technology)
Lancang Kuning – Ratusan unit jet tempur F-16 Fighting Falcon buatan Amerika Serikat (AS) yang saat ini dimiliki Angkatan Udara Republik China (ROCAF), dinilai masih belum cukup untuk menandingi keperkasaan militer China. Republik China (Taiwan) kembali memesan puluhan jet tempur ikonik Negeri Paman Sam.
Dalam laporan World Air Force yang dikutip VIVA Militer, saat ini Angkatan Udara Taiwan memiliki 115 unit jet tempur F-16 Fighting Falcon. Menyusul ketegangan yang kian meningkat dengan China, pada 2019 lalu Kementerian Pertahanan Taiwan kembali memesan pesawat perang jenis ini lagi kepada AS.
Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari Military.com, Taiwan memesan 66 unit jet tempur F-16V (Viper), varian baru dari jenis itu. Yang terbaru, Amerika kembali menyepakati pembelian 90 unit F-16V oleh Taiwan, pada 15 Agustus 2020 kemarin.
Hal itu ternyata membuat pemerintah Republik Rakyat China (RRC) marah besar. VIVA Militer memperoleh data analisa lain dari Business Times yang menyebut bahwa China akan melakukan balasan atas keputusan Washington untuj menjual total 156 unit pesawat tempur F-16V.
Kesepakatan penjualan 66 unit jet tempur F16V antara Amerika dan Taiwan pada 2019 disebut memiliki nilai sebesar US$62 miliar, atau setara dengan Rp51,9 triliun.
Keputusan AS untuk menjual ratusan unit pesawat itu bisa sangat berbahaya, karena dinilai melangkahi garis merah China atas masalah Taiwan. Seorang pengamat militer dari Institut Studi Amerika di Akedemi Ilmu Sosial China, Ni Feng, hal itu bisa meningkatkan risiko perang antara China dengan Amerika atau Taiwan.
Sementara itu, tablodi yang didukung Partai Komunis China (CCP), Global Times, meyakini bahwa hal itu memang sengaja dilakukan oleh Amerika sebagai tindakan provokasi. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China juga sudah mengeluarkan pernyataan agar AS segera menangguhkan kesepakatan penjualan jet tempur F-16V dengan Taiwan.
Kementerian Luar Negeri China juga menuntut Presiden AS, Donald Trump, menghormati garus merah berdasarkan prinsip satu-China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, juga mengecam tindakan Taiwan dan dengan tegas mengatakan bahwa negaranya akan mempertahankan kedaulatan dengan keras.
Pembelian jet tempur F-16V kepada Amerika semakin membuat China menganggap bahwa Taiwan adalah provinsi pemberontak, dan suatu hari akan direbut kembali. Seperti yang dikatakan Presiden Xi Jinping, China akan melakukan berbagai cara untuk mengembalikan Taiwan, termasuk dengan kekerasan.
Saat ini, Angkatan Udara Taiwan memiliki 289 jet tempur yang terdiri dari 25 unit pesawat F-5 (AS), 103 unit F-CK-1 (Taiwan), 46 unit Dassault Mirage 2000 (Prancis), termasuk 115 unit F-16 Fighting Falcon (AS).
Andai seluruh jet tempur F-16 yang disepakati telah dikirim ke Taiwan, maka Angkatan Udara Taiwan total akan memiliki 271 unit pesawat dengan jenis itu, dan total 445 unit. Meski demikian, jumlah itu masih ada sangat jauh di bawah kekuatan tempur Angkatan Udara China (PLAAF) yang saat ini tercatat mempunyai 1.850 unit pesawat tempur. (LK)
Komentar