Daftar Isi
Lancang Kuning - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan soal jamur parasit Massospora yang menginfeksi populasi jangkrik. Jamur parasit dengan julukan 'Zombie cicadas' ini disebut mampu mengendalikan pikiran jangkrik dan memaksa jangkrik menginfeksi serangga lain seperti tingkah Zombie.
Peneliti Pusat Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iwan Saskiawan menjelaskan jamur ini akan memberikan dampak halusinasi apabila dikonsumsi oleh manusia dalam dosis tertentu. Jamur jenis psikedelik yang mengandung bahan kimia seperti yang ditemukan di jamur halusinogen.
"Jenis ini memproduksi senyawa kimia yang bersifat halusinogen. Sehingga seperti jenis jamur halusinogenic lainnya, tentunya akan berdampak pada manusia ketika mengonsumsinya. Meskipun diperlukan dosis tertentu," kata Iwan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (9/8).
Iwan menjelaskan jamur ini adalah jamur yang menjadi parasit bagi serangga. Dalam sains, jamur ini disebut sebagai entomopatogenic fungi. Fenomena parasit yang menjangkit serangga ini disebut Iwan sudah terjadi sejak lama.
"Massospora adalah entomopatogenic fungi atau jamur parasit pada serangga. Itu merupakan fenomena lama," kata Iwan.
Iwan kemudian menjelaskan jamur adalah mikroorganisme yang tidak mempunyai klorofil seperti pada tanaman sehingga membutuhkan inang agar dapat hidup.
LIPI sendiri memang telah telah menemukan jenis jamur Massospora saat melakukan eksplorasi.
"Sehingga untuk pemenuhan nutrisi nya jamur hidup sebagai saprofit seperti sisa-sisa makhluk hidup, parasit hidup pada makhluk hidup lain yang masih hidup, atau bersimbiosis dengan makhluk hidup lain," kata Iwan.
Melansir CNN, Jumat (7/8) spora Massospora pertama-pertama menggerogoti alat kelamin, pantat, dan perut jangkrik. Mereka kemudian diganti dengan spora jamur yang digunakan untuk mengirimkan jamur ke jangkrik lainnya.
Studi baru yang diterbitkan oleh PLOS Pathogens menyebutkan jangkrik yang terinfeksi, yang ditemukan di Virginia Barat oleh para peneliti universitas pada bulan Juni 2020 adalah populasi jangkrik ketiga yang ditemukan telah terinfeksi oleh Massospora.
Para peneliti berkata jangkrik yang terinfeksi terus bergerak tanpa menyadari penyakit mereka. Hal itu karena jamur memanipulasi perilaku serangga untuk menjaga inang tetap hidup daripada membunuh mereka untuk memaksimalkan penyebaran spora.
Studi itu menemukan bagaimana infeksi mengarah pada perilaku hiperseksual. Meskipun jangkrik yang terinfeksi kehilangan kemampuan untuk kawin ketika bagian belakangnya menjadi tempat kembang biak jamur, mereka akan tetap berusaha kawin untuk menularkan jamur secara seksual ke jangkrik yang sehat
Komentar