Pasukan Militer Mesir Masuk Perbatasan Libya, Siap Perang Lawan Turki

Daftar Isi

    Foto: Konvoi angkatan bersenjata Mesir ke Libya

    Lancang Kuning - Rencana Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengerahkan pasukan militernya untuk berhadapan dengan pasukan militer Recep Tayyip Erdogan di Libya bukan tanpa alasan. Sekitar awal bulan Juni lalu, pemerintah Mesir menawarkan usulan gencatan senjata di Libya kepada pemerintah Turki dan Perdana Menteri Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya, Fazzej al-Sarraj.  


    Usulan itu dilakukan setelah pemimpin nomer satu Singa LNA, Khalifa Haftar terbang ke Mesir untuk membahas perkembangan terkini di Libya setelah pasukan LNA menerima serangkaian serangan dari militer kesepakatan nasional (GNA) yang didukung oleh militer Turki. Khalifa Haftar meminta Mesir menjadi juru runding untuk menyelesaikan perang saudara yang terjadi sejak tewasnya pemimpin Libya, Muammar Khadafi tahun 2011 silam. Namun, tawaran Mesir itu tolak mentah-mentah oleh Turki.  

    Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyebut, ajakan gencatan senjata yang ditawarkan oleh Mesir itu hanya bertujuan untuk menyelamatkan komandan militer pembangkang, Khalifa Haftar yang sebentar lagi akan menerima kekalahan dari pasukan GNA dan Turki.

    "Upaya gencatan senjata di Kairo masih mati. Jika gencatan senjata ditandatangani, itu harus dilakukan di sebuah platform yang menyatukan semua orang. Panggilan gencatan senjata untuk menyelamatkan Haftar tampaknya tidak tulus atau dapat dipercaya bagi kita," kata Cavusoglu, dilansir dari Viva.co.id 

    Penyebab Kemarahan Mesir kepada Turki

    Rencana Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengerahkan pasukan militernya untuk berhadapan dengan pasukan militer Recep Tayyip Erdogan di Libya bukan tanpa alasan. Sekitar awal bulan Juni lalu, pemerintah Mesir menawarkan usulan gencatan senjata di Libya kepada pemerintah Turki dan Perdana Menteri Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya, Fazzej al-Sarraj.  


    Usulan itu dilakukan setelah pemimpin nomer satu Singa LNA, Khalifa Haftar terbang ke Mesir untuk membahas perkembangan terkini di Libya setelah pasukan LNA menerima serangkaian serangan dari militer kesepakatan nasional (GNA) yang didukung oleh militer Turki. Khalifa Haftar meminta Mesir menjadi juru runding untuk menyelesaikan perang saudara yang terjadi sejak tewasnya pemimpin Libya, Muammar Khadafi tahun 2011 silam. Namun, tawaran Mesir itu tolak mentah-mentah oleh Turki.  

    Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyebut, ajakan gencatan senjata yang ditawarkan oleh Mesir itu hanya bertujuan untuk menyelamatkan komandan militer pembangkang, Khalifa Haftar yang sebentar lagi akan menerima kekalahan dari pasukan GNA dan Turki.

    "Upaya gencatan senjata di Kairo masih mati. Jika gencatan senjata ditandatangani, itu harus dilakukan di sebuah platform yang menyatukan semua orang. Panggilan gencatan senjata untuk menyelamatkan Haftar tampaknya tidak tulus atau dapat dipercaya bagi kita," kata Cavusoglu. 

    Pasukan khusus Turki.
    Kemarahan Mesir kembali makin menjadi-jadi ketika mengetahui, penolakan usulan gencatan senjata dari Turki itu terjadi setelah Perdana Menteri Libya Fayez Al-Serraj bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara. Mereka membahas tentang kerja sama eksplorasi minyak di laut Mediterania timur yang rencananya akan dimulai akhir tahun ini. 

    Dalam pertemua tersebut, Erdogan menegaskan akan mendukung pemerintahan Libya yang diakui oleh PBB, yaitu GNA untuk menghadapi pemberontak LNA pimpinan Khalifa Haftar yang didukung oleh Rusia, UEA, dan Mesir. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Pasukan Militer Mesir Masuk Perbatasan Libya, Siap Perang Lawan Turki
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar