Daftar Isi
LancangKuning - Sesuatu hal yang wajar sebagai orang tua jika menginginkan anaknya bisa sukses dalam bidang pendidikan atau bidang lainnya. Dimana orang tua tentu berharap banyak kepada keturunannya untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpi mereka di masa depan. Diantara mimpi-mimpi tersebut berharap anak mereka bisa menjadi generasi emas yang cemerlang dan cerdas. Namun, sebagai orang tua harus tau bahwa memiliki anak yang cerdas itu sah-sah saja tapi ada batasannya. Jangan sampai anda menjadi anak sebagai subjek yang mesti mahir dalam segala bidang ilmu.
Karena ego dan gengsi terkadang membuat anda sebagai orang tua cenderung memaksakan kehendak kepada anak untuk bisa menjadi anaknya yang pintar dan unggul dalam banyak salah satunya ketika di sekolah. Karena keegoisan tersebut bukannya anak bisa menjadi pintar, namun bisa menjadi tertekan menjalani kehidupan mereka karena terlalu banyak tuntutan dari orang tahunnya.
Memang sebagai orang tua, tentu sangat berharap banyak kepada anak bisa menjadi anak yang membanggakan. Tapi berhati-hatilah dalam bertindak agar tidak salah langkah dan membuat anda menyesal. Sebelum anda memaksakan kehendak, dilansir dari IDNTimes ini risiko yang harus kamu ketahui jika terlalu memaksakan anak menjadi unggul untuk semua bidang ilmu.
Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru
-
Anak kesulitan mengasah kepekaan sosialnya
Anak akan kehilangan waktu untuk bermain dengan teman seumurannya, disebabkan orang tua hanya memaksa dan memforsir anak tersebut untuk terus belajar agar bisa unggul dalam semua bidang. Sang anat tidak memiliki waktu untuk berinteraksi sosial, namun ia malah sibuk dengan jadwal kursus maupun privat yang cukup padat merayap. Tidak ada lagi waktu untuknya menikmati bermain sore bersama teman-teman sambil sepedaan dan lainnya, namun ia harus belajar dan belajar.
Ketika orang tua hanya sibuk menekan sang anak untuk belajar yang menyebabkan terbatasnya ruang bagi anak untuk bersosialisasi maka anak akan mengalami kesulitan dalam mengasah kepekaan sosialnya hingga dewasa nanti. Jika orang tua tidak menyadari bisa saja sang anak ketika beranjak dewasa menjadi pribadi yang anti sosial dan takut membuka diri. Jika kondisi anak anda seperti ini tentu akan menyulitkannya nanti. Karena ketidak mempuannya bersosial membuatnya kesulitan dalam mendapatkan pengalaman bekerja dalam tim. Bisa saja suatu saa ia menjadi anak yang sulit mengasah jiwa kepemimpinannya.
-
Mudah depresi dan memilih mengurung diri
Selain kesulitan dalam berinteraksi sosial, ketika anak terlalu dipaksakan belajar bisa menyebabkan anak mudah depresi, hingga akhirnya ia lebih memilih untuk mengurung diri. Sebagai orang tua jangan terlalu memaksakan anak tanpa mempertimbangkan perasaan dan kemampuannya. Ketahuilah bahwa sang anak bukanlah robot atau mati yang bisa diatur sesuka hati. Anak juga memiliki perasaan, dimana ia pribadi kecil yang membutuhkan orang dewasa di sampingnya untuk menuntun ia menampaki setiap ujian kehidupan.
Baca Juga : Akreditasi Jurusan Kampus Universitas Bandar Lampung
Sebagai orang tua cobalah mengerti perasaan anak, dan jangan hanya sibuk mengikuti gengsi hingga membuat masa depan anak terancam. Ketahuilah bahwa setiap anak itu memiliki keunikan tersendiri, sehingga tidak bisa disamakan dengan anak lainnya. Setiap tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, bisa saja ia unggul dalam sekolah namun sedikit bermasalah dalam bersosial atau sebaliknya.
-
Menjadi anak yang egois
Ketika anak dipaksa menjadi figur yang serba bisa, lama atau lambat tidak menutup kemungkinan ia menjadi orang yang egois. Perasaan itu muncul karena antusias dirinya ingin menaklukan banyak hal, sehingga ia akan melakukan hal meski harus melampaui batas untuk mendapatkan keinginannya. Begitu juga di bangku sekolah, demi mendapatkan nilai bagus ia akan melakukan apa saja agar orang tuanya bisa senang dan menerimanya. Jadi tidak heran jika ada anak yang berlaku curang agar nilainya bagus.
-
Memiliki rasa takut berlebihan
Ketika orang tua sudah sedemikian rupa memaksa sang buah hari agar menjadi yang unggul di sekolah, tidak menutup kemungkinan jika ia menjadi orang yang mempunyai rasa takut berlebihan. Ia akan merasa takut berhadapan dengan orang tuannya jika ia mengalami kegagalan dalam suatu bidang pelajaran, atau nilainya rendah dari temannya. Sehingganya jika anak mengalami hal seperti tentu nantinya ia akan kesulitan menjadi pribadi pemberani. Bahkan, ketika ia sudah beranjak dewasa nanti akan sulit dalam menyelesaikan persoalan karena rasa takut yang ada dalam dirinya cukup besar.
Baca Juga : Tempat Wisata di Riau
-
Minus kecerdasan emosional
Anak yang mendapatkan tekanan dari orang tua untuk mencapai kesuksesan dalam bidang akademik maka ia akan cenderung minus kecerdasan emosional. Sang anak akan kesulitan dalam mengontrol emosi dirinya, termasuk kesulitan mengontrol emosi ketika berinteraksi dengan orang lain.
Ketika ia tidak menyukai sesuatu atau tidak ingin menerima tanggapan yang berbeda dari orang lain maka ia akan lebih gampang marah. Apabila orang tua membiarkan hal ini terus menerus akan membuat sulitnya terbentuk kecerdasan emosional sang anak. Anak akan menjadi pribadi yang tidak suka menghargai orang lain bahkan cenderung tidak empati atau apatis terhadap orang sekitarnya.
Itulah beberapa resiko yang penting untuk para orang tua ketahui jika terlalu memaksakan anak untuk unggul dalam segala bidang akademik atau pelajaran. Orang tua harus ingat dan sadar bahwa anak merupakan karunia dari Sang Maha Pencipta sehingga ia harus dijaga dan dituntun sesuai jalan yang benar. Tidak ada salahnya memimpikan anak menjadi sosok yang baik, namun tetap harus mengikuti rambu-rambu yang ada tampa memaksakan kehendak.(ut)
Komentar