Daftar Isi
Foto: Ilustrasi misi di Mars. (NASA/JPL-Caltech/MSSS)
Lancang Kuning -- China berencana untuk pergi ke planet Mars pada akhir Juli. Rencana China tersebut merupakan bentuk perlombaan dominasi ruang angkasa dengan Amerika Serikat.
Berdasarkan Pusat Peluncuran Satelit Xichang, alat penjelajah atau rover Tianwen-1 dijadwalkan akan diluncurkan dari pulau Hainan, China antara 20 hingga 25 Juli.
Misi ini menandakan misi antarplanet pertama China. Misi ini diluncurkan lebih awal dari misi penjelajah Amerika Serikat yang baru meluncur sekitar 30 Juli.
Tianwen-1 terdiri dari pengorbit, penjelajah dan pendarat. Misi pendaratan ini akan mengumpulkan sampel dari permukaan planet Merah. Ini adalah misi antar planet pertama China.
Peristiwa bersejarah ini dilakukan berdekatan dengan misi ke Mars yang akan dilakukan NASA. NASA juga akan mengirimkan rover dan helikopter ke Mars pada 20 Juli mendatang. AS telah tiga kali mengundur jadwal peluncuran misi MARS karena masalah teknis.
Penerbangan ke Mars sengaja memilih sekitar bulan ini lantaran jarak Bumi dan Mars sedang berada pada posisi terdekat. Sehingga, menghemat waktu perjalanan untuk mencapai planet Merah itu.
Posisi optimal ini hanya terjadi setiap 26 bulan sekali. Sehingga, jika misi ini gagal, para organisasi luar angkasa ini mesti menunggu lebih dari dua tahun untuk mendapat momen misi berikutnya.
Tianwen-1 akan diterbangkan dengan menggunakan roket Long March 5 dan diperkirakan akan sampai Mars sekitar Februari 2021.
Dilansir dar Phys, dalam beberapa tahun terakhir China agresif mendorong dan memperluas program luar angkasa untuk bersaing dengan AS dan Rusia. Negara itu juga berambisi untuk menempatkan manusia di Bulan.
Pada 2019, China mengirim rover Yutu-2 ke sisi paling jauh dari permukaan bulan di dunia pertama. China juga memamerkan kerja samanya dengan Badan Antariksa Eropa. Tak hanya itu, China juga akan meluncurkan probe bulan Chang'e 5 pada akhir tahun 2020.
China juga akan menyelesaikan stasiun luar angkasanya pada 2022. Konstruksi stasiun luar angkasa China dilakukan setelah Amerika Serikat melarang astronaut China menggunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) karena masalah keamanan nasional.
Pekan lalu, China juga meluncurkan satelit terakhir dalam sistem navigasi Beidou yang dibuat secara mandiri. Sistem ini bersaing dengan sistem GPS yang dipelopori oleh Amerika Serikat.
Dilansir dari Express, China belum belum mengumumkan lokasi pendaratan Tianwen-1. Ada dua lokasi pendaratan yang ditargetkan. Keduanya memiliki kontur datar dan memiliki dataran yang. Lokasi pendaratan ini berada di bekas pendaratan NASA Viking 1 dan Viking 2 1976 silam.
Komentar