Daftar Isi
Foto: Prof . Dr. H. Nur Islami, S.Si., M.T
Lancang Kuning, PEKANBARU -- Prof . Dr. H. Nur Islami, S.Si., M.T baru-baru ini diangkat menjadi Professor sekaligus Guru Besar bidang Fisika Kebumian (Geofisika) di Universitas Riau, Kamis (11/6/20). Beliau menjadi sosok teladan bagi keluarga Universitas Riau dan Masyarakat Riau tentunya. Dibalik kesuksesannya yang diraihnya, banyak perjalanan yang bisa dijadikan contoh bagi yang lainnya.
Baca Juga: Ilmuwan Sebut 5 Vaksin COVID-19 China Siap Diuji ke Manusia
Pasalnya, sosok akademisi ini adalah seorang yang memiliki prinsip berusaha dan berdoa dengan sungguh sungguh, serta sikap disiplin yang tinggi. Nur Islami lahir di Airtiris, 22 Maret 1974. Menamatkan pendidikan SD dan SMP di Airtiris, melanjutkan SMA di SMA 6 Pekanbaru (SMA 8 Sekarang), S1 di Fisika Universitas Riau, dan bekerja di PT Caltex Pacific Indonesia 1997-2000. Merasa karena memiliki darah seorang pendidik karena Ayah (Alm H. Abdulrahman Hamid) dan Ibu (Hj. Husnah) adalah guru SD, Nur Islami keluar dari PT CPI dan menjadi Dosen Universitas Riau hingga sekarang.
Baca Juga: Akibat Sekolah Ditutup, Makin Banyak Pelajar Seks Bebas dan Hamil
Kemudian pada tahun 2003 beliau menamatkan pendidikan S2 pada Geofisika ITB. Tahun 2004-2006, selain menjadi Dosen di Universitas Riau, Nur Islami juga di angkat oleh Bupati Kampar sebagai Staff Ahli Bupati Kampar bidang Analisa Kebumian. 2006 Nur Islami melanjutkan pendidikan S3 Bidang Geofisika di University of Malay Malaysia. Walau juga diterima di KFUPM Arabsaudi, namun ditolak karena KFUPM hanya memberikan beasiswa dan tak bisa membawa keluarga. Nur Islami juga diterima di Ceznya (Eropa) namun juga tak di ambil karena faktor beasiswa tunggal.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Di University of Malaya Malaysia (Rangking 78 Dunia), selain di bebaskan biaya pendidikan dan biaya penelitian, Nur Islami mendapat amanat menjadi Dosen disana karena pengalaman kerja di PT CPI. Tahun 2009 Nur Islami hampir menyelesaikan PhD nya, namun, terkendala karena Prof Dennis Promotor S3 nya keluar dari University of Malaya. Pertengahan tahun 2009 Nur Islami memulai proposal baru untuk penelitian S3 nya yang kedua kali dan selesai 2012. Sejak 2012 hingga November 2015, Nur Islami bolak balik Pekanbaru-Kuala Lumpur setiap minggu nya. Selama di University of Malaya, Nur Islami juga menjadi konsultan di beberapa Perusahaan, seperti AECOM (perusahaan Amerika), Petronas, Alam Geohydro dan Air Kelantan.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau.
Pada November 2015 Nur Islami memutuskan untuk tidak lagi bolak balik ke Malaysia. Terhitung Desember 2016, Nur Islami diamatkan menjadi Koordinator Program Studi Magister Pendidikan Fisika Universitas Riau hingga sekarang. Nur Islami juga menjalin Research Collaboration dengan Utrecht University (Belanda), Kayseri University (Turkey), University Malaya (Malaysia). Nur Islami menjadi Ketua International Conference (terindex Scopus) sejak 2017 hingga sekarang yang di ikuti oleh beberapa Negara Eropah, Asia dan Australia.
Selain itu Nur Islami juga beberapa kali di undang oleh Universitas di Hongkong, France dan Malaysia sebagai Guest Lecturer. Tidak hanya itu, Nur Islami juga pernah menjadi Pemateri Utama (Keynote Speaker) pada International Conference di France, Korea Selatan, China, Singapore, Turkey dan India. Hingga Juni 2020, Nur Islami memiliki 31 karya ilmiah pada Jurnal TerIndex Scopus (dengan Scopus H-Index 8), dan 9 karya tulis di jurnal terindex Sinta 2. Memiliki 3 HKI dan 2 paten yang sedang dalam proses. Nur Islami juga Editor in Chief Journal of Educational Sciences, sebuah jurnal International dibawah FKIP Universitas Riau. Terhitung 1 April 2020, Nur Islami mendapatkan SK dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan untuk diangkat sebagai Professor dibidang Fisika Kebumian (Geofisika) di Universitas Riau.
“Untuk sukses di bidang apa saja, ini adalah beberapa pengalaman saya. Usaha dengan strategi yan benar, lakukan dengan sungguh-sungguh dan dari hati yang ikhlas sambil tersenyum, berdoa dengan sungguh-sungguh dan selalu menghargai waktu” Pesan Nur Islami. (LK)
Penulis: Nadya Hari Pratiwi , Mahasiswa Universitas Riau
Komentar