Daftar Isi
Foto: Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.
Lancang Kuning, Jakarta -- Juru Bicara pemerintah khusus penanganan virus corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan pemerintah sedang melakukan kajian mengenai protokol kesehatan sebelum melakukan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Hal itu menindaklanjuti kajian data yang telah dilakukan bersama pemerintah daerah dan pihak terkait di mana secara garis besar, tidak terjadi penambahan kasus secara signifikan dan perluasan wilayah terdampak di beberapa provinsi.
"Dan sudah boleh mulai kita sarankan untuk dilakukan relaksasi pada beberapa peraturan tanpa meninggalkan aspek protokol kesehatan untuk tetap menjamin agar aman dari Covid-19," kata Yurianto dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/5).
Yurianto menjelaskan pengukuran suhu tubuh dan menjaga jarak menjadi indikator penting dalam menjalani kehidupan normal yang baru atau new normal yang tengah direncanakan pemerintah. Diskusi yang dilakukan bersama pihak terkait, terang dia, menyoroti pusat-pusat keramaian seperti pertokoan, mal dan fasilitas umum lainnya terkait penerapan protokol kesehatan.
"Cukup panjang kami diskusi apakah harus mengukur di pintu gerbang atau selama di dalam kita pantau dengan peralatan yang memungkinkan secara teknologi memantau indikasi orang yang bersuhu tubuh tinggi," tutur dia.
"Ini masih jadi beberapa alternatif yang harus kita cari solusinya," sambungnya.
Sejumlah alternatif juga dibicarakan untuk sektor industri, mulai dari jaga jarak, menjaga imun tubuh, hingga wacana mempekerjakan pekerja di bawah usia 45 tahun ke kantor atau lapangan.
"Hari demi hari kita lakukan monitor dan evaluasi sehingga perkembangan bisa kita nilai apakah langkah yang sudah diambil sudah tepat atau harus diketatkan lagi. Ini yang masih kita diskusikan," terang dia, melansir CNN Indonesia.
Dalam menjalani kehidupan normal yang baru, fasilitas umum, ruang publik atau ruang kerja juga harus menyediakan sarana pencuci tangan beserta sabun.
"Ini menjadi penting karena kita harus fasilitasi ini. Oleh karena itu, kita pun juga akan pikir gimana transportasi umum, dan seterusnya," imbuh dia.
Yurianto menjelaskan kajian mengenai relaksasi PSBB tersebut masih dini. Ia mengungkapkan parameter setiap daerah jelas berbeda-beda dalam penerapan relaksasi.
"Parameter-parameter ini tidak akan sama tiap provinsi, tiap kabupaten. Oleh karena itu, kajian data yang komprehensif masing-masing kabupaten sampai tingkat provinsi pasti dibutuhkan," katanya.
Diketahui jumlah kasus positif Covid-19 hingga Rabu (27/5) sore, mencapai 23.851 kasus. Sebanyak 1.473 pasien meninggal dan 6.057 pasien dinyatakan sembuh.
Yurianto menyebut kasus positif bertambah 686 kasus dari hari sebelumnya.
"Kasus konfirmasi positif Covid-19 hari ini 686 kasus, sehingga totalnya 23.851 orang," ucapnya. (LK)
Komentar