Daftar Isi
Foto: Ilustrasi serangan roket. (Ayosemarang)
Lancang Kuning -- Serangan roketkembali menghantam kawasan kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad, Irakpada Selasa (19/5) pagi waktu setempat.
Ledakan itu terdengar hingga ke seluruh kota dan memicu sirene keamanan di kompleks kedutaan besar AS berbunyi. Meski demikian dilaporkan tidak ada korban dalam insiden tersebut. Juga belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Baca Juga: Rampas HP, Dua Jambret Nyaris Dibakar Massa
Sumber keamanan mengatakan kepada AFP, serangan roket di zona keamanan tinggi ini merupakan yang pertama dalam beberapa pekan.
Hantaman roket itu menambah daftar panjang serangan yang menyasar kepentingan AS di Irak sejak Oktober tahun lalu. Akan tetapi tidak ada satupun pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca Juga: Klaster Santri Magetan Kembali Penyumbang Kasus Corona Riau, Tambahan 5 Kasus Baru Covid-19
AS menuduh kelompok Hashsha al-Shaabi berada di balik serangkaian serangan roket ke kedutaan besar AS di Baghdad dan pangkalan yang menampung pasukan mereka.
Hashsha al-Shaabi merupakan kelompok yang didukung Iran, yakni jaringan militer yang secara resmi dimasukkan ke dalam pasukan keamanan negara Irak.
Baca Juga: Keren, Gadis Ini Pilot Pesawat Tempur Wanita Pertama di TNI
Serangan roket yang turut menewaskan personel bersenjata AS, Inggris dan Irak itu berdampak buruk pada hubungan antara Baghdad dan Washington.
Ketegangan kian memanas pada Januari lalu ketika AS membunuh jenderal Iran Qasem Soleimani dan komandan Irak Abu Mahdi al-Muhandis dalam serangan pesawat tak berawak.
Baca Juga: Arahan Lengkap Terbaru Jokowi Sambut Idul Fitri yang Beda Tahun Ini
Namun baik AS maupun Irak berharap dapat memperbaiki hubungan sejak Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi mengambil alih kepemimpinan awal bulan ini. Rencananya mereka akan melakukan pembicaraan bilateral pada Juni mendatang.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Negosiasi diharapkan dapat menghasilkan kerangka kerja untuk kehadiran pasukan AS, yang telah dikerahkan ke Irak pada 2014 untuk memimpin koalisi melawan kelompok ISIS.
Akan tetapi kehadiran pasukan AS ditentang oleh Iran dan sekutunya. Mereka bersikeras agar pasukan AS segera meninggalkan negara itu.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Pada hari Minggu, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa AS akan diusir dari Irak dan Suriah. Khamenei meyakini AS tidak akan tinggal lama di Irak atau Suriah.
Koalisi pimpinan-AS telah menarik pasukan berkekuatan 7.500 orang di Irak tahun ini, setelah menganggap ancaman yang menurun dari ISIS dan kesulitan melatih pasukan Irak karena penyebaran virus corona. (LK)
Komentar