Daftar Isi
Foto: Virus Corona COVID-19
Lancang Kuning, JAKARTA -- China sebagai salah satu negara dengan kasus virus Corona COVID-19 terbanyak di dunia diprediksi akan mengalami potensi gelombang kedua. Otoritas kesehatan China mengatakan kurangnya kekebalan tubuh masyarakatnya yang bisa menjadi penyebab gelombang kedua ini.
Baca Juga: Tak Hanya Bumi, Matahari Juga Alami 'Lockdown'. Simak Penjelasannya!
Meski jumlah kasus Corona di sana sempat menurut Maret 2020 lalu, penasihat medis senior pemerintah China, Zhong Nanshan, mengingatkan agar pemerintah jangan berpuas diri dulu. Menurutnya, kelompok-kelompok kasus baru mulai muncul dalam beberapa pekan terakhir, baik di Wuhan serta provinsi timur laut Heilongjiang dan Jilin.
Baca Juga: Ikut Meriahkan Konser Donasi Dampak Corona, Presiden Jokowi: Mari Bersama Jaga Indonesia
"Mayoritas orang China saat ini masih rentan terhadap infeksi virus Corona, karena kurangnya sistem kekebalan tubuh. Kami menghadapi tantangan besar, dan kami berharap itu tidak akan terjadi pada negara-negara asing lainnya," kata Zhong, dikutip dari CNN, Senin (18/5/2020).
Zhong sendiri dikenal sebagai "Pahlawan SARS" di China, karena telah memerangi epidemi sindrom pernapasan akut yang parah pada 2003 lalu. Dan saat ini, ia tengah memimpin penanganan kasus Corona di negara tersebut.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Zhong mengatakan saat ribuan kasus Corona di seluruh dunia masih dilaporkan, para peneliti berusaha keras untuk mengembangkan vaksin. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, tiga perusahaan di Amerika Serikat sudah menguji vaksin mereka pada manusia, dalam fase uji coba 1 dan 2.
Di China sendiri, Zhong mengungkapkan juga ada tiga vaksin yang sedang diuji klinis. Tapi, kemungkinan masih butuh waktu bertahun-tahun agar vaksin bisa sempurna untuk digunakan pada manusia untuk mengatasi Corona.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
"Kita harus menguji terus dengan berbagai jenis vaksin. Masih terlalu dini untuk menyimpulkan adanya vaksin yang tersedia untuk virus Corona. Saya menyarankan agar penelitian ini akan memakan waktu yang lebih lama," jelasnya. (LK)
Komentar