Daftar Isi
Foto: Wisata di Bali. (Istimewa)
Lancang Kuning, BALI - Penanganan COVID-19 di Balidinilai terbaik oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif karena kasus positif yang sedikit. Berikut kata Bendesa Agung Bali.
Menurut Bendesa Agung Provinsi Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, kasus positif corona di Bali yang sangat sedikit ini merupakan gotong royong dari semua elemen.
"Iya jadi begini jadi memang desa-desa adat ini memang sudah berperan dan diperankan di dalam setiap, bahkan hampir setiap program pembangunan baik pembangunan pemerintah pusat yang di Bali," ujar Sukahet saat dihubungi detik.com, Rabu (13/5/2020).
Dijelaskan oleh Sukahet, bahkan hampir semua instansi juga berpartisipasi bersinergi dengan desa adat untuk melaksanakan program-program pembangunannya. Bagi Sukahet, desa adat sangat dihormati oleh masyarakatBali bahkan juga disegani.
"Karena satu, memang nilai gotong royong masih hidup di Bali itu sejak awal di dalam melaksanakan kerja kerja adat seperti upacara-upacara dan lain-lain," urai Sekehat.Dijelaskan oleh Sukahet, bahkan hampir semua instansi juga berpartisipasi bersinergi dengan desa adat untuk melaksanakan program-program pembangunannya. Bagi Sukahet, desa adat sangat dihormati oleh masyarakat Bali bahkan juga disegani.
Satgas gotong royong COVID-19 yang dibentuk dengan keputusan Gubernur Bali juga sangat berperan dalam meminimalisir kasus positif di Bali. Satgas gotong royong setiap hari juga aktif mengingatkan masyarakat agar memakai masker dan melakukan protap sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Kita, kemudian Gubernur Bali keputusan bersama tentang pembentukan Satgas gotong royong berbasis desa adat. Jadi satgas-satgas inilah yang kemudian mempunyai hubungan dengan gugus tugas penanganan COVID-19 Provinsi Bali," ujar Sukahet.
Lebih lanjut, para anggota satgas berkoordinasi dengan bendesa adat di masing masing desa adat. Kemudian para pemuda desa adat dari majelis desa adat kecamatan itu ikut di situ.
"Itulah yang kemudian bergerak terus mensosialisasikan, mengedukasi soal bagaimana kita secara arahan dari Presiden, dari humas Kapolri, dari WHO, dari Gubernur, supaya jalan pembatasan physical distancing, cuci tangan, supaya jalan. Setiap hari ini satgas gotong royong ini bekerja terus, semua edukasi, mengunjungi aktif sekali," tutup Sukahet.
Sekiranya apa yang dilakukan segenap insan dan Pemerintah Bali dalam mengontrol penyebaran COVID-19 dapat menjadi contoh bagi provinsi lain di Indonesia. Apabila baik pemerintah setempat dan warganya bisa kompak, tentu upaya melawan Corona akan lebih mudah.
Sebelumnya Deputi Bidang Pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya dalam webinar bersama TA/TO Prancis, Selasa (12/5/2020) mengatakan, Bali tetap akan menjadi favorit wisatawan karena selain memang menjadi salah satu destinasi yang selalu memiliki daya tarik kuat bagi wisatawan, Bali juga merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki penyebaran COVID-19 yang terkendali.
"Meskipun Bali adalah pusat pariwisata di Indonesia dengan banyak wisatawan yang berkunjung ke pulau itu, tapi Bali bukanlah pusat pandemi COVID-19 di Indonesia," kata Nia Niscaya.
Nia menjelaskan, kasus positif COVID-19 di Bali hingga saat ini tercatat sebanyak 300 kasus dengan 195 orang sembuh dan 4 orang meninggal. Hal itu lantaran program pencegahan yang dijalankan pemerintah, baik pemerintah pusat dan daerah berjalan dengan baik.
"Ini karena masyarakat Bali dapat bersikap disiplin untuk tetap tinggal di rumah dan mematuhi perintah kepala desa dan pemimpin agama setempat. Jadi, budaya memainkan aturan penting dalam hal ini," kata Nia Niscaya. (LK)
Komentar