Kisah Bob Hasan, Dari Pengusaha dan Keistimewaan Massa Orde Baru

Daftar Isi

     
    Foto: Bob Hasan

    Lancang Kuning, JAKARTA -- Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Soeharto sekaligus pengusaha Mohammad (Bob Hasan) meninggal dunia pada usia 89 tahun pada Selasa (31/3). Bob diketahui mengidap penyakitkanker dan telah menjalani perawatan secara intensif sejak tiga bulan terakhir.

    Baca Juga: Dikira Dapat Sembuhkan Covid-19, Hampir 300 Orang Tewas di Iran Setelah Minum Metanol

    Melansir CNN Indonesia, Bob Hasan, pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah 1931 silam memang memiliki darah pengusaha. Ia dilahirkan dari keluarga pedagang tembakau asal Negeri Tirai Bambu China.

    Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

    Pria yang memiliki nama asli The Kian Seng sendiri dikenal sebagai pengusaha kayu tersohor saat rezim orde baru berkuasa. Kiprah Bob dalam usaha perkayuan Indonesia sendiri dimulai sejak masa orde baru berkuasa.

    Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

    Bob, yang dikenal sebagai anak angkat Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-2, Jendral (Purn) Gatot Subroto itu diketahui dekat dengan penguasa Orde Baru, Soeharto. Bahkan, Bob disebut-sebut sebagai salah satu kroni Soeharto paling berpengaruh saat rezim orde baru berkuasa di Indonesia 32 tahun lamanya.

    Baca Juga: Polsek Simpang Kanan Rohil dan Camat Semprot Cairan Disinfektan

    Hubungan itu nampak pada awal Soeharto menjabat sebagai presiden. Kala itu Bob dipercaya untuk mengelola konsesi kayu di Indonesia. Ia bahkan menjadi agen tunggal bagi perusahaan-perusahaan asing yang ingin menanamkan modalnya di sektor kehutanan di luar Pulau Jawa.

    Kiprahnya sebagai pengusaha kayu makin moncer. Ia mendirikan Kayumanis Group pada tahun 1970-an dengan nilai bisnis 3 Miliar US$ pada kurs rupiah kala itu. Melalui perusahaan itu, Bob pernah memegang hak pengusahaan hutan (HPH) seluas 2 juta hektare kala itu.

    Ia pun lantas dijuluki sebagai 'Raja Kayu' Indonesia. Tak berhenti sampai di situ, Bob turut mendirikan Asosiasi Panel Kayu Lapis Indonesia (Apkindo) yang beranggotakan 108 perusahaan di bidang perkayuan.

    Apkindo  diberikan kebebasan oleh Soeharto untuk mengekspor, menebang, memasarkan, dan menetapkan harga kayu Indonesia. Menurut Laporan Majalah Tempo 19 April 1999, Apkindo berhasil mencaplok 70 persen pangsa ekspor Plywood dunia.

    Melalui wadah itu pula, Bob menjadikan Apkindo sebagai wadah pencetak uang bagi dirinya sendiri, keluarga Cendana dan militer kala itu.  Sukses di sektor perkayuan, Bob juga memiliki berbagai bisnis yang moncer.


    Ia diketahui memiliki bisnis di industri pertambangan, perbankan, asuransi, hingga otomotif yang membuat menjadi orang terkaya di Indonesia. Bahkan, Majalah Forbes Juli 1997 menobatkannya sebagai orang terkaya di dunia disamping Soeharto dan Liem Sio Liong.

    Tak hanya moncer di dunia bisnis, karier Bob di dunia politik pun terbilang pesat. Bob permah ditunjuk menduduki posisi Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Pembangunan VII (Maret-Mei 1998) oleh Soeharto kala itu. Bob sendiri menjadi orang pertama keturunan Tionghoa yang pernah menduduki kursi menteri di era Soeharto.

    Penunjukan Bob sebagai menteri kala itu mengundang kritik banyak pihak. Hal itu tak lepas dari langkah Soeharto yang memberikan kroni-kroninya jabatan publik dengan praktek nepotisme atau koncoisme.

    Tokoh Bob sendiri tak lepas dari kontroversi jeratan kasus hukum. Setelah Soeharto lengser, Bob sempat didenda sebanyak Rp50 Miliar usai terbukti melakukan praktik pembakaran hutan di Sumatera.

    Kontroversi tak berhenti sampai di situ. Bob pernah meringkuk di penjara dari 2001-2004 usai didakwa dalam perkara korupsi. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Kisah Bob Hasan, Dari Pengusaha dan Keistimewaan Massa Orde Baru
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar