Daftar Isi
LancangKuning.com - Seorang siswi SMP mengalami cedera parah akibat bercanda kursi ditarik hingga jatuh terduduk di sekolah. Korban tak bisa berjalan hingga dilarikan ke rumah sakit. Korban adalah siswi kelas IX SMPN 4 Sintang.
Kepala Bidang Pembinaan SMP pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sintang, Gisi mengaku terkejut saat mendengar kabar tersebut.
Kabar candaan tarik kursi berujung pelajar masuk rumah sakit justru diterima Gisi dari masyarakat, bukan dari pihak sekolah.
“Kita tahu justru dari orang lain. Sebab, sampai hari Sabtu kemarin, pihak sekolah belum memberikan laporan ke kami,” ujar Gisi, Senin (17/2/2020).
Hari itu juga, Sabtu (15/2/2020) lalu, Gisi memanggil pihak sekolah untuk meminta keterangan.
Dari keterangan pihak sekolah kata Gisi, musibah candaan yang berakibat Opi siswi kelas IX harus dilarikan ke rumah sakit itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Saya panggil pihak sekolah minta penjelasan. Mereka ada kesepakatan diselesaikan secara kekeluargaan."
"Waktu KPAI dan kepolisian minta keterangan, mereka juga tidak bersedia memberikan keterangan, karena sudah selesai secara kekeluargaan,” ungkap Gisi.
Menurut Gisi, kejadian tersebut bukan karena kelalalain guru.
“Sebenarnya bukan kelalaian guru sebetulnya, karena memang dalam kondisi sedang belajar."
"Anak itu sedang presentasi, gurunya keluar sebentar, terus anak itu mau duduk, bangkunya ditarik,” ujarnya.
Meski belum menerima laporan tertulis, Disdik tetap memonitor perkembangan Opi yang saat ini dirawat di RSUD Ade M Djoen Sintang.
Opi saat ini masih dirawat di Ade M Djoen Sintang.
Informasinya, korban akan dibawa ke Pontianak untuk tindakan medis lebih lanjut.
Kejadian candaan tarik kursi terjadi pada minggu lalu.
Pagi itu, Opi dan kawan kelompoknya usai mempresentasikan hasil belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia depan kelas kembali ke tempat duduknya.
Namun, teman sekelasnya jahil, menarik kursi tempat duduk Opi.
Akibatnya, tubuhnya terduduk di lantai kelas.
"Gurunya pas keluar. Di kelas ada diskusi. Pas selesai, anak itu mundur mau duduk, kursinya ditarik sama kawannya. Langsung jatuh, kemudian dibawa ke kantor. Setelah jatuh, korban ndak bisa jalan," ujar Marhadi, Guru Bimbingan Penyuluhan (BP) SMPN 4 Sintang, Marhadi, Senin (17/2/2020).
Kepala SMPN 4 Sintang, Sarbaini membenarkan kejadian tersebut.
Kebetulan, saat kejadian dia berada di sekolah.
Bahkan, Sarbaini juga ikut membantu menolong Opi pasca jatuh.
Sarbaini melihat, Opi mengeluh sakit dibagian pinggul dan paha sebelah kanan.
Kemudian Opi dipapah menuju Unit Kesehatan Siswa (UKS).
Lalu, kedua orangtua Opi dan (AG) siswa yang bercanda menarik kursi juga diminta memanggil orangtuanya.
"Kami bawa ke Puskemas. Oleh Puskemas dirujuk ke rumah sakit. Saya tanya, katanya sakit bagian pinggul sampai kaki," kata Sarbaini.
Damai
Candaan tarik kursi berujung petaka yang terjadi SMPN 4 Sintang diselesaikan secara musyawarah oleh kedua belah pihak.
Orangtua Opi dan orangtua AG bersepakat menyelesaikan persoalan ini melalui jalur musyawarah.
"Intinya begini, kita punya tanggungjawab. Walaupun itu kecelakaan, anak anak juga tidak menginginkan kejadian tersebut," ujar Sarbaini.
Jalur musyawarah ditempuh.
Pihak sekolah juga menginisiasi jalannya musyawarah mengundang kedua belah pihak ke sekolah.
Dalam kesepatan itu, orangtua siswa yang bercanda menarik bangku siap untuk tanggugjawab dan membantu biaya pengobatan Opi.
"Yang penting ada niat untuk tanggungjawab," jelasnya.
Sarbaini, juga tak menginginkan kejadian candaan berujung petaka ini terulang kembali.
"Gurau boleh, tapi kalau seperti itu guraunya bisa berakibat fatal dampaknya."
"Saya menekankan kepada guru bahwa pembinaan karakter itu penting. Korban saat ini masih di rumah sakit, rencananya oleh orangtuanya akan dibawa ke Pontianak," kata Sarbaini.
Sumber : tribunlampung.co.id
Komentar