Perusahaan RAPP Dinilai Gagal Cegah Karhutla di Pulau Padang

Daftar Isi

    Foto: Dasuki.SH Tim Advokasi Hukum dan Ham di LBH PAHAM Riau

    LancangKuning.com, MERANTI -- Akhir-akhir ini masyarakat Kecamatan Tasik Putri Puyu dan Kecamatan Merbau khususnya pulau padang diresahkan dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

    Baca Juga: Bertemu Ketua Dewan Pers, Proses Verifikasi Faktual SMSI Masih Berjalan

    Masyarakat berjibaku turun bahu-membahu memadamkan api yang membakar hutan dan lahan didaerah tersebut. Dikecamatan Tasik Putri Puyu ada Dusun Keleman di desa Bandul, Desa Tanjung Padang serta Desa Mengkirau terjadi kebakaran.

    Meskipun kesulitan dalam memadamkan api karena lokasi tempuh dan peralatan pemadam yang sederhana. Berkat kerja keras masyarakat dan hujan turun titik api dapat dipadamkan. Namun kondisi masih tetap berjaga dan waspada.

    Baca Juga: Kapolres Kepulauan Meranti Pantau Titik Api Melalui Helikopter

    Hal ini mendapat tanggapan dan kecaman keras dari salah satu pemuda Pulau Padang Dasuki, SH yang bergabung di Lembaga Bantuan Hukum Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia-Riau (LBH PAHAM Riau) dan Kantor Advokat SMART MAN Pekanbaru saat ditemui awak media di kampungnya.

    Foto: Dasuki.SH bersama pemuda pulau padang usai berdiskusi dengan Gubernur Rau Syamsuar beberapa waktu yang lalu di Pekanbaru

    Beliau menilai jika kebakaran hutan dan lahan di Pulau Padang ini bukan serta merta kejadian alam tapi juga bisa jadi karena ulah tangan manusia nakal.

    "Kebakaran hutan dan lahan ini ada yang bisa diketahui pelakunya dan juga banyak tidak dapat di deteksi siapa pelakunya sehingga kita harus saling berbagi informasi yang valid membantu aparat penegak hukum dalam menindak kasus-kasus karhutla ini, tidak serta merta kita menyalahkan warga kita yang keluar masuk hutan untuk mencari madu lebah atau kayu masak dituduh sebagai pelaku pembakaran. Bisa jadi ini juga cara kotor oknum yang punya kepentingan," tuturnya tegas.

    Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

    Dipulau padang ada perusahaan yang menggarap kayu hutan sebut saja PT.RAPP dan anak perusahaannya GCN yang ditugaskan sebagai hutan direboisasi atau menjaga asri hutan agar tetap alami. Menurut Pria yang akrab dipanggil Bang Coki ini menilai perusahaan gagal dalam ikut serta mencegah karhutla dipulau padang areal konsesinya.

    "Saya nilai PT. RAPP gagal mencegah karhutla di Pulau padang, program msyarakat peduli api, Desa yang diberikan reward ratusan juta oleh perusahaan sepertinya tidak juga mencegah karhutla. Inilah dinamakan produk gagal perusahaan. Harus ada evaluasi bagi perusahaan terhadap program tersebut juga buat petugas dilapangan baik tenaga Humasnya ataupun yang patroli dilapangan terkait kerjanya ditengah-tengah masyarakat. Perusahaan juga jangan asal bapak senang dalam memberikan laporan ke atas," imbuh pria yang lahir di Desa Mengkirau, Meranti.

    Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

    Menurut beliau aparat penegak hukum dalam menindak pelaku pembakaran hutan dan lahan juga dinilai terlalu tajam kebawah tumpul keatas. Baru-baru ini kasus lahan belakang rumah yang terbakar tidak merugikan orang lain di Desa Lukit yang mengorbankan seorang kakek ditahan juga terlalu dipaksakan tanpa melihat sisi kemanusiaan.

    "Ini seolah-olah dianggap prestasi bagi aparat penegak hukum di Meranti. Padahal kasus besar yang menyebabkan lahan terbakar karena kelalaian perusahaan besar dibiarkan saja. Jangan sampai
    kekesalan masyarakat membuat ilfil dan apriori terhadap aparat penegak hukum sampai hilang kepercayaannya," ucapnya.  

    Apalagi, lanjut Dasuki, perusahaan RAPP yang jelas menggarap hutan di Pulau Padang tapi dampak negatifnya saja yang didapatkan oleh masyarakat banyak. Sangat perlu ditinjau ulang keberadaannya.

    Apresiasi positif turut disampaikan Bang Coki buat Helikopter Perusahaan yang menfasilitasi para petugas patroli lewat udara juga yang dilakukan oleh Kapolres Meranti. Namun menurutnya belumlah cukup untuk mencegah karhutla. Karena patroli hanya sekedar memantau titik api.

    Ia berpendapat, harus ada penanganan khusus kepada perusahaan yang beroperasi dan aparat desa juga melibatkan masyarakat langsung untuk bersinergi mencegah karhutla di Meranti khusunya dan di Provinsi Riau pada umumnya.

    "Sosialisasi dan permintaan pertanggung jawaban perusahaan juga dianggap perlu dalam menangani Karhutla tersebut," pungkasnya. (LKC/Das)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Perusahaan RAPP Dinilai Gagal Cegah Karhutla di Pulau Padang
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar