Konsep Dasar Parasitologi

Daftar Isi

    LancangKuning.com - Pernahkah kamu mendengar parasitologi? Semua hal yang berkaitan untuk mempelajari tentang parasit dan parasitisme di sebut parasitologi. Ada beberapa bidang parasitologi tergantung pada masalah yang sedang diselidiki.

    Dalam parasitologi, parasit secara tradisional terbatas pada tiga kelompok utama yang meliputi protozoa, cacing, dan artropoda. Namun, mereka juga di deskripsi-kan berdasarkan di mana mereka berada pada inang: ektoparasit (yang hidup di kulit inang, dll) dan endoparasit (yang hidup di dalam tubuh inang).

    Parasitologi adalah cabang mikrobiologi yang berkaitan dengan studi parasit. Dalam prosesnya, ini menjelaskan fokus pada berbagai karakteristik parasit (morfologi, siklus hidup, ekologi, taksonomi, dll), jenis inang yang terkena infeksi dan hubungan antara keduanya.

    Parasitisme adalah patogen yang secara simultan melukai dan memperoleh makanan dari inangnya. Meskipun parasitologi memiliki asal-usul dalam ilmu zoologi, saat ini merupakan bidang interdisciplinary, sangat dipengaruhi oleh mikrobiologi, imunologi, biokimia, dan ilmu kehidupan lainnya.

    Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

    Infeksi pada manusia disebabkan oleh jumlah parasit dalam miliaran dan berkisar dari yang relatif tidak berbahaya hingga fatal. Parasit yang menyebabkan penyakit ini menjadi masalah kesehatan utama pada manusia. Migrasi orang yang terinfeksi parasit, termasuk pengungsi, dari tempat dengan ukuran prevalensi tinggi infeksi parasit juga telah menambah masalah kesehatan negara-negara tertentu.

    Parasitisme hidup dengan mengorbankan tuan rumah mereka sedangkan simbiosis lain seperti mutualisme (hidup saling menguntungkan dengan tuan rumah) atau komensalisme (hidup tanpa manfaat atau tidak merugikan inangnya).

    Parasit dapat menginfeksi saluran pencernaan atau sistem peredaran inang mereka, mereka dapat menyerang jaringan dan organ yang berbeda atau mereka dapat hidup diluar permukaan. Banyak infeksi yang dapat menyebabkan asymptomatic sedangkan yang lain dapat menyebabkan penyakit klinis akut (sementara) atau kronis (persisten) dengan tingkat sakit yang berbeda (ringan hingga berbahaya).

    Infeksi parasit dapat menyebabkan kematian (janin, neonatal, kematian dewasa), morbiditas (penyakit yang di manifestasi-kan oleh enteritis, demam, anemia, dll.), Kehilangan produksi (berkurangnya daging, susu, produksi serat), dan lesi jaringan (berkurangnya daya jual produk) .

    Baca Juga : Akreditasi Jurusan Kampus Universitas Bandar Lampung

    Meskipun banyak kemajuan dalam pengobatan dan pengendalian parasit, infeksi masih bertahan karena banyak faktor, termasuk urbanisasi (crowding together); sistem pertanian yang lebih intensif, translokasi hewan yang lebih besar, pengembangan lahan dan laut lebih lanjut, pembuangan limbah yang tidak memadai, munculnya resistensi obat parasit, dan penyebaran resistensi vektor insektisida

    Klasifikasi Parasitologi

    1. Protozoa (Parasit bersel tunggal)

    Parasit yang memiliki signifikansi medis dibagi menjadi dua kategori utama yang meliputi parasit bersel tunggal (protozoa) dan metazoa multi-seluler (cacing dan artropoda).Di dalam tubuh, klasifikasi parasit protozoa didasarkan pada mode pergerakan:

    • Mastigophora - Gunakan flagella untuk gerakan
    • Sporozoa - Tidak bergerak di dalam tubuh
    • Sarcodina - Gunakan gerakan amoeboid
    • Ciliophora - Gunakan silia untuk bergerak

    Baca Juga : Tempat Wisata di Riau

    Ketika mereka mendapatkan nutrisi dari inang (tergantung di mana mereka berada) parasit dapat berkembang biak dan bertambah jumlahnya. Ini memastikan kelangsungan hidup mereka karena mereka dapat di transmisi kan dari satu tuan ke yang lain.

    1. Cacing (Helminths)

    Seperti halnya protozoa, cacing adalah endoparasit yang umumnya ditemukan di saluran pencernaan. Menggunakan pengisap atau pengait (ditemukan dalam cestodes dan trematoda), organisme ini dapat tetap melekat pada dinding saluran pencernaan dan terus menyerap nutrisi. Ini tidak hanya mengurangi jumlah nutrisi yang cukup, tetapi juga cenderung menyebabkan cedera pada dinding pencernaan. Seperti cacing, artropoda adalah organisme multi-sel yang simetris secara bilateral.

    1. Artropoda

    Namun, tidak seperti cacing, artropoda telah menyatukan pelengkap yang digunakan untuk pergerakan dan per lekatan serta kerangka keras yang melindungi organ-organ internal parasit. Untuk artropoda, ini adalah karakteristik penting yang memungkinkan parasit ini bertahan hidup sebagai ektoparasit. Tidak seperti kedua parasit protozoa dan cacing, artropoda adalah ektoparasit yang berarti bahwa mereka ditemukan melekat pada kulit inang.(Eka)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Konsep Dasar Parasitologi
    Sangat Suka

    100%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar