Daftar Isi
Foto: Salah satu masyarakat Selading, Desa di Selatan Natuna
LancangKuning.com, Natuna -- Desa Selading merupakan salah satu desa di selatan Natuna. Dalam program Aksi Bela Indonesia untuk Natuna, ACT menyapa masyarakat penjaga negeri di pulau yang terletak di utara selat Karimata itu kabupaten Natuna.
“Dulu, di sini banyak ikan Seliding. Sekarang sudah tidak pernah ditemui lagi,” cerita Suhaimi (32) selaku Kepala Desa Selading, Kecamatan Pulau Tiga Barat, Kabupaten Natuna. itu menyambut kedatangan Aksi Cepat Tanggap. Pompong yang ditumpangi tim ACT baru saja menepi ke dermaga desa, mengantar 50 paket pangan ke desa sebelah selatan Kabupaten Natuna itu.
Baca Juga: Bukti PKS Cinta NKRI, Kembara PKS Riau Mengusung Tema Bakti Riau untuk Nusantara
Sama seperti desa lain, mayoritas penduduk Desa Selading bermata pencaharian sebagai nelayan dan berkebun. Mereka tinggal di rumah apung. Bangunan yang tiang-tiangnya langsung dipasak ke dasar laut. Tidak heran jika masyarakat Desa Selading amat akrab dengan laut.
Kedatangan tim ACT saat itu bertepatan dengan musim angin utara. Sejumlah perahu tidak terlalu besar, kira-kira hanya berukuran satu ton, parker di dekat dermaga. Sesekali, ombak menarik-ulur badan perahu. Tambang yang ditautkan dari tiang perahu ke kerangka dermaga berfungsi sebagai penahan. Hampir semua nelayan tidak berangkat melaut pada Ahad (12/1) itu. Suhaimi mengatakan, musim angin utara sudah berlangsung sejak November 2019. “Kalau musim angin kencang dan cuaca tidak mendukung seperti saat ini, ikan dijual ke sesama warga desa,” lanjut Suhaimi. Bertolak belakang jika musim baik, ikan tangkapan nelayan Desa Selading bisa dijual ke hingga ke penampungan di Selat Lampa, Natuna Besar.
Baca Juga: Cerita Sarjana Muda Cantik, Memutuskan Jualan Nasi Sayur, Singkirkan Gengsi Demi Memenuhi Kebutuhan
Suhaimi mengatakan, keadaan cuaca mempengaruhi penghasilan para nelayan. Jika dijual ke sesama warga desa, ikan dijual per ekor karena ikan yang didapat juga berukuran kecil. Misal, untuk ikan tongkol dijual Rp 20 ribu per ekor ke warga, sedangkan di penampungan ikan per kilogram Rp 14 ribu, sedangkan satu ekor dapat berbobot lebih dari satu kilogram.
“Kalau sudah angin utara, nelayan sudah tidak bisa melaut, beralih ke petani atau berkebun,” kata Suhaimi.
Ia pun amat menyambut baik kedatangan ACT. Di tengah musim angin utara ini, penghasilan nelayan tidak dapat dipastikan per harinya. Jika musim angin utara, tidak semua nelayan saat melaut mendapat ikan. “Dengan adanya dukungan ini, nelayan di Desa Selading tidak lagi bingung,” ungkap Suhaimi.
Abdullah (39), nelayan Desa Selading, mengatakan musim angin utara membuatnya tidak melaut. “Kalau angin betul-betul kuat, mana berani kita melaut. Tetapi kalau cuaca cukup baik, kita melaut,” terang Abdullah. Nelayan Desa Selading menangkap berbagai macam ikan. Abdullah mengatakan, yang paling sering berupa ikan tongkol. Ikan yang juga berjuluk little tuna itu merupakan ikan laut perairan dangkal yang selama ini menjadi wilayah tangkap nelayan Desa Selading dengan perahu yang beratnya terbatas hanya satu ton.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Desa Selading adalah salah satu desa di Natuna yang hanya dialiri listrik selama 14 jam. Suhaimi mengatakan, listrik hanya mengalir dari pukul lima sore hingga tujuh pagi. Dari Desa Selading menuju ibu kota Kabupaten di Ranai, butuh waktu sekitar setengah jam menyeberangi laut menumpang pompong, dilanjut dengan perjalanan darat selama satu jam.
Koordinator Program Aksi Bela Indonesia untuk Natuna Apiko Joko Mulyono mengatakan, Desa Selading menjadi salah satu tujuan ACT dalam program menyapa masyarakat tepian negeri kali ini. Desa Selading menjadi salah satu desa terjauh di selatan.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
“Kami berharap kedatangan kami dan paket pangan yang kami antarkan semakin menguatkan dan memberikan kebahagiaan kepada masyarakat di Desa Selading,” tutup Apiko.(LKC)
Komentar