Daftar Isi
Memegang naskah Proklamasi asli harus pakai sarung tangan
LancangKuning.com, Jakarta - Naskah Proklamasi yang asli sudah berumur 74 tahun. Inilah harta karun dokumen negara. karena nilai sejarahnya. Cara merawatnya tidak boleh sembarangan.
Tim detikcom diizinkan meliput secara eksklusif naskah asli Proklamasi beberapa waktu lalu. Bukan di Istana Negara, museum atau tempat lainnya, adalah Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang berlokasi di Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan tempatnya.
Semua arsip negara yang penting akan melalui proses perawatan sebelum disimpan dalam depo atau ruang penyimpanan. Tak terkecuali Naskah Proklamasi asli yang berbentuk kertas atau disebut Proklamasi Klad.
Ada tahapan pra-restorasi untuk menentukan metode pengawetan dari sebuah arsip. Jadi, sebelum arsip Proklamasi masuk ke ruang khusus akan melalui ruangan restorasi.
"Arsip Proklamasi asli sudah kita lapisi, namanya enkapsulasi. Seperti laminating, tapi bahannya berbeda dan metodenya juga berbeda," jelas Direktur Preservasi ANRI Kandar.
Begini Cara Merawat Naskah Proklamasi Asli Sampai Awet 74 TahunFoto: Dijaga dalam ruang bertemperatur khusus (Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Setelah melalui proses pelapisan, arsip akan dibawa ke ruangan yang sudah diatur suhu dan kelembapannya. Tentunya proses pelapisan ini tak akan merusak naskah yang sangat berharga itu.
"Iya untuk suhu ada di kisaran 18-20 (derajat Celcius) untuk arsip kertas ini standar daerah tropis. Kelembapannya 55+5 bolehlah. Kalau berubah drastis dan naik turun akan merusak kondisi arsip," jelas Kandar, melansir detik.com
"Jadi kalau terlalu tinggi asam atau basahnya juga nggak bagus juga. Ini untuk pengawetan kertas," tambah Kandar.
Jika hal di atas tidak dilakukan maka kita sekarang tak memiliki bukti sejarah tentang kemerdekaan Indonesia. Karena bernilai tinggi, maka keawetannya pun diupayakan semaksimal mungkin meski naskah ini pernah dibuang oleh penulisnya.
"Ini mempengaruhi keawetan dari teks yang aslinya. Aslinya seperti ini tulisan tangan Bung Karno asli. Dan, ini nilai keramatnya sangat tinggi, ya dari secarik kertas ini dibuktikan diakui secara internasional," kata dia.
"Dulu teks Proklamasi pernah diremas dan dibuang ke tempat sampah. Ini memang dulu di antara para penyusun ada wartawan namanya BM Diah, nah setelah ini disepakati untuk menulis ini kesepakatannya luar biasa antara Sukarno, Soebardjo tokoh-tokoh pemuda yang cukup radikal dengan Bung Karno dan Hatta," tambah Kandar. (LKC)
Komentar