Bangsa Palestina Jalani Ramadan dalam Keterbatasan

Daftar Isi

    Foto: ACT

    LancangKuning.Com, GAZA - Bulan suci Ramadan kerap menjadi momen beribadah nan membahagiakan. Dijalankan dengan penuh sukacita, juga sempurna, seolah tidak ada masalah besar yang bakal dihadapi. Namun, di belahan dunia lain, fakta menyebutkan ada jutaan bangsa yang bahkan masih belum tahu akan seperti apa mereka menjalankan Ramadan.
     
    Satu di antaranya adalah  bangsa Palestina. Sudah berlangsung lebih dari 11 tahun, bangsa Palestina yang berada di Tanah Gaza mengalami keterbatasan akses, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka tidak memiliki pekerjaan tetap yang bisa dijadikan sumber penghasilan. Belum lagi adanya krisis kekurangan pangan, krisis air bersih, sampai krisis sumber listrik.

    Baca Juga: Jelang Puasa, Harga Bawang Tembus Rp 60 000 Perkilo

    Mengulas kembali ingatan selama Ramadan 1439 Hijriyah, momen paling menyayat nampak ketika bangsa Palestina melakukan sahur dan iftar dalam kegelapan. Tidak ada daya listrik yang dipasok lebih dari lima jam di Gaza. Kondisi yang menambah penderitaan, terutama bagi keluarga yang tidak mampu menebus seliter atau dua liter bensin untuk menyalakan generator sebagai pengganti sumber listrik.
     
    Kemudian, penderitaan lain juga datang akibat tidak adanya rasa tenang bagi bangsa Palestina di Gaza saat menjalankan bulan Ramadan. Pasalnya, serangan demi serangan malah semakin digencarkan oleh Israel. Misal, pada hari ke 13 Ramadan 1439 H, Gaza kembali mendapat serangan udara sesaat menjelang waktu iftar. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 20 serangan sekaligus ditargetkan ke berbagai daerah di Gaza hanya dalam kurun waktu dua jam.

    Di tengah keterbatasan dan carut-marut Gaza, Aksi Cepat Tanggap (ACT) berupaya selalu hadir untuk meringankan beban bangsa Palestina. ACT hadir bersama tim beserta relawan lokal Gaza dengan membawa sejumlah program khusus Ramadan, di antaranya Dapur Ramadan dan Paket Pangan Ramadan.

    Baca Juga: Korban Banjir Bengkulu Nikmati Hidangan Humanity Food Truck

    Dapur Ramadan yang berdiri di Gaza berperan sebagai penyedia makanan siap santap yang ditujukan untuk iftar dan sahur bangsa Palestina. Dapur Ramadan tidak hanya menyasar mereka yang tinggal di rumah sementara, tetapi juga untuk pasien dan petugas medis di sejumlah rumah sakit hingga para pejuang kemerdekaan yang rutin mengikuti aksi Great Return March setiap Jumat.
     
    “Adapun Paket Pangan Ramadan yang dibagikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bangsa Palestina. Bahkan Paket Pangan juga ada yang dibagikan di ujung Ramadan dengan tujuan melengkapi kebahagiaan lebaran,” papar Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Response ACT.
     
    Bulan Ramadan memang identik menjadi momentum untuk mempererat tali persaudaraan, termasuk antara  masyarakat Indonesia dengan bangsa Pada Ramadan 1440 H yang akan datang dalam beberapa hari lagi, ACT pun telah merencanakan akan kembali ke Palestina dengan membawa sejumlah program bantuan Ramadan. Seluruhnya terangkum dalam program “Marhaban Yaa Dermawan”.
     
    “Kami akan mengajak seluruh masyarakat dermawan, baik yang sedang berada di dalam negeri ataupun luar negeri, untuk sama-sama meringankan beban bangsa Palestin di bulan Ramadan mendatang. Insya Allah, akan ada kesempatan bagi kita untuk mewujudkan kebahagiaan Ramadan kepada bangsa Palestina. Sebab sebagai sesama manusia adalah kewajiban kita untuk meredam duka mereka,” pungkas Faradiba. (LKC)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Bangsa Palestina Jalani Ramadan dalam Keterbatasan
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar