Cerita Mahasiswa asal Sorong Saat Dikarantina di Natuna

Daftar Isi

    LancangKuning.com - Dapat menempuh pendidikan di luar negeri terutama di negara Tirai Bambu, China, merupakan hal yang sangat didambakan sekaligus membanggakan bagi kebanyakan generasi muda Indonesia. Namun, tinggal di negara endemik virus mematikan Corona, merupakan hal yang tidak pernah terbayang dan terpikirkan sebelumnya oleh Megawati Ashafiyah Iribaram.

    Mahasiswi semester 1 jurusan kedokteran di Hubei University of Science and Technology di Xianning, China, menceritakan awal mula merebaknya pemberitaan terkait virus Corona, dirinya bersama teman-teman mahasiswa dari Indonesia sempat kaget dan panik.

    "Pertama dengar tentang merebaknya virus Corona di Wuhan, saya dengan teman-teman kaget dan sempat panik. Saya tinggal di Xianning, kebetulan jarak dari Wuhan ke Xianning lumayan jauh, perjalanannya dua jam," ungkapnya kepada Balleo News, Minggu (16/2).

    Mega yang tinggal dalam asrama di Xianning, mengaku langsung diisolasi begitu virusnya merebak. Ia pun diimbau tetap tenang dalam asrama selama kurang lebih satu pekan.

    "Kita panik tapi tidak boleh terlalu panik, yang kita lakukan ya tetap jaga kesehatan dengan terus mengkonsumsi makanan. Sebenarnya kalau di Xianning itu tidak apa-apa dan semua baik-baik saja di sana," bebernya.

    Setelah satu minggu diisolasi dalam asrama, Mega bersama beberapa orang temannya selanjutnya dievakuasi oleh pihak KBRI dari Xianning ke Wuhan. Kemudian dari Wuhan, China, mereka langsung diterbangkan ke Batam.

    "Pada saat mau berangkat dari Wuhan, kami semua diperiksa kesehatan dan suhu tubuh terlebih dahulu. Karena semua dinyatakan dalam keadaan sehat, kami langsung diterbangkan dari Wuhan menuju Batam. Setelah sampai di Batam, pas turun dari tangga pesawat, kami semua disemprot satu-satu. Setelah itu baru selanjutnya pindah pesawat dan terbang lagi ke Natuna, untuk observasi selama 14 hari di sana," cerita Mega

    Menurut anak kelima dari lima bersaudara ini, selama berada di Natuna Kepulauan Riau, dirinya bersama WNI lainnya terus dicek kesehatan, pada pagi dan malam hari. Tidak hanya itu, Mega mengaku selama menjalani observasi di Natuna, dirinya merasa bahagia dan nyaman.

    "Kegiatan yang kita lakukan selama di Natuna, itu olahraga bersama. Kita di sana happy sekali dan nyaman, makanan juga terjamin. Kita semua yang di observasi di Natuna dalam keadaan sehat, masyarakat tidak usah khawatir, karena kita diobservasi dalam keadaan sehat dan memang kita sehat. Tidak ada penyakit berbahaya dalam tubuh kami," tegas gadis kelahiran Sorong, 11 Juli 2001, itu.

    Akibat mewabahnya virus Corona, sambung Mega, aktivitas perkuliahan pun dihentikan sementara waktu. Ia mengaku mulai minggu ini, aktivitas perkuliahan dilakukan dengan jarak jauh atau dengan metode online.

    "Ini baru pertama kali saya melakukan kuliah jarak jauh atau dengan cara online. Tapi ini lebih baik dari pada tidak belajar sama sekali," ujarnya.

    Putri dari Ridwan Iribaram-Asmia yang mendapat beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, mengatakan kalau dirinya merasa sangat lega dan bahagia akhirnya bisa kembali ke tanah air dengan selamat.

    "Terima kasih kepada KBRI yang telah bersedia memfasilitasi kepulangan saya dan teman-teman ke tanah air, bahkan sampai di Sorong Papua Barat. Mulai dari China ke Indonesia, sampai di Sorong, semuanya gratis dan dibiayai oleh Pemerintah," tutur Mega.

    Terkait rencana kembali ke China untuk melanjutkan studi, Mega mengaku masih belum tahu secara pasti kapan dirinya akan balik lagi kesana, karena masih menunggu informasi selanjutnya dari pihak KBRI.

    "Kalau dari KBRI atau Pemerintah China nyatakan semuanya sudah aman, mungkin kita akan kembali ke sana untuk melanjutkan studi di sana," tegasnya.

    Sementara itu, Asmia Iribaram, ibunda dari Megawati, merasa sangat bersyukur karena putri tercinta bisa pulang kembali kerumah dengan selamat dan dalam keadaan sehat.

    "Pertama kali tahu ada virus Corona di China, itu dari berita di televisi. Begitu tahu informasi itu, langsung kita telepon dan komunikasi, menanyakan bagaimana keadaan disana. Mega bilang disana baik-baik saja, kita video call lihat keadaannya baik dan sehat, makanya kita masih bisa tenang dan tidak terlalu khawatir," cerita Asmia.

    Asmia sangat bersyukur putrinya bisa kembali ke Indonesia dengan selamat, ia tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang sudah memfasilitasi kepulangan anaknya dari China secara gratis.

    Sumber : kumparan.com

     

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Cerita Mahasiswa asal Sorong Saat Dikarantina di Natuna
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar