Jelang Idul Fitri, Lampu Botol Mulai Diburu Warga

Daftar Isi

    Foto: Lampu botol yang dijual Ani di Jalan Hangtuah, Pekanbaru.

    LancangKuning.Com, PEKANBARU - Menjelang hari raya idul fitri 2019, lampu botol atau pelita yang terbuat dari botol bekas mulai menjadi barang buruan warga.

    Sepasang suami istri penjual lampu botol di Jalan Hangtuah Pekanbaru, Ani dan Amirudin, mengaku telah berjualan lampu botol sejak 10 tahun lalu. Ani mengatakan, ide berjualan lampu botol karena kecintaan suaminya Amirudin terhadap budaya melayu. Menjelang idul fitri, sejak dahulu Amirudin selalu membuat lampu botol di pekarangan rumah hingga masjid di dekat rumahnya.

    Namun seiring berjalannya waktu, Ani menjelaskan bahwa Ia dan suami iseng-iseng menjual lampu botol di pinggir jalan Hangtuah yang kemudian mendapatkan respon positif dari warga.

    "Karena kecintaan suami pada budaya melayu, jadi sering bikin setiap lebaran. Karena sudah sering bikin, kita coba jualan di jalan ini, alhamdulillah banyak yang beli," kata Ani, Minggu (26/5).

    Lebih lanjut Ani menuturkan, Ia bersama suami dan anak-anaknya membuat lampu botol di hari ke 13 menjelang lebaran. Sekitar 500 botol yang dibuatnya setiap tahun.

    Adapun bahan-bahan yang digunakan Ani dalam membuat lampu botol yaitu botol bekas minuman M 150, tutup alma, tutup benen, pipa antena, aluminium, serta karung goni lama.

    "Bahan-bahan seperti botol dan tutup alma didapat dari warga jalan Badak Ujung, tutup benen dari bengkel, pipa antena dan alumunium dibeli di penjual barang bekas," sebutnya.

    Ani menambahkan, untuk membuat lampu pelita ini cukup mudah, dimana botol bekas tersebut dicuci terlebih dahulu dengan sabun supaya bersih dan mengkilap, lalu antena dipotong untuk menyalurkan sumbu dari goni, begitu juga benen. Sementara aluminium, dipotong dan dirapikan untuk penutup botol.

    Untuk harga pelita buatan Ani, dibagi menjadi tiga kategori. Untuk kategori pertama, botol dengan tutup alma dan benen dijual dengan harga Rp5.000, untuk yang kedua, menggunakan tutup alma dan pipa antena dibanderol Rp4.000, sedangkan yang terakhir dijual Rp3.000 dengan tutup botol menggunakan alumunium.

    "Harga pelita tergantung bahan dan tingkat kerumitannya. Semakin banyak bahan yang digunakan dan semakin rumit maka harga juga akan lebih tinggi," jelas pedagang musiman ini.

    Ani mengatakan, pembeli lampu botol tidak hanya dari warga Pekanbaru saja. Namun, Ia mengaku juga sering mendapati pelanggan yang berasal dari luar kota seperti Siak, Dumai dan Bengkalis. Ia juga mengungkapkan, pernah diminta untuk membuat lampu botol sebanyak 2 ribu permintaan warga Bengkalis.

    "Pelanggan kita tidak hanya warga Pekanbaru, tapi luar kota juga ada. Dulu iseng nyuruh anak jualan online, ternyata respon warga sangat baik, diminta membuat 2 ribu lampu botol, tidak kita sanggupi," ungkap wanita yang kesehariannya sebagai pedagang baju bekas di pasar Tangor.

    Ani mengaku berdasarkan hasil dari penjualan lampu botol karyanya mencapai Rp75.000 hingga Rp90.000 per hari.

    "Dari pada tidak ada kegiatan, mending usaha cari pemasukan. Yang pentingkan halal," tutup Ani. (LKC)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Jelang Idul Fitri, Lampu Botol Mulai Diburu Warga
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar