Taman Hijau Bungo Kabupaten Bungo Jambi

LancangKuning.com - Kabupaten Bungo, dengan ibu kotanya adalah Muara Bungo merupakan bagian dari Provinsi Jambi. Kabupaten yang memiliki 17 kecamatan ini dibentuk pada 12 Oktober 1999 dari pemekaran Kabupaten Bungo Tebo. Kabupaten ini merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alamnya, terutama pada bidang perkebunan dan pertambangan. Di samping itu, Kabupaten Bungo juga memiliki emas yang tersebar luas di sebagian besar daerahnya.

Kabupaten Bungo memiliki berbagai tempat wisata alam yang dapat dikunjungi, seperti air terjun dan gua alam. Namun, kali ini kita akan membahas objek wisata baru yang ada di kabupaten ini, yaitu Taman Hijau Muara Bungo.

Taman tentunya akan menjadi tempat atau ruang hijau yang cocok yang dapat digunakan untuk menghiasi pemandangan kota. Idealnya, tiga puluh persen dari daerah suatu kota diisi dengan pertamanan. Hal ini dapat memberi ruang terbuka bagi masyarakat, serta mengurangi polusi udara yang terbentuk dari kendaraan.

Taman Hijau Bungo, atau dikenal juga oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Taman Batu Akik sebenarnya sudah bisa dinikmati oleh publik sejak bulan Desember tahun 2015 yang lalu. Hanya saja, saat itu pembangunannya belum selesai seutuhnya. Walaupun saat itu belum selesai, namun sudah lumayan banyak pengunjung yang berdatangan ke taman tersebut. Taman ini disebut sebagai Taman Batu Akik karena dulunya, sebelum taman ini dibangun, daerah tersebut sering digunakan sebagai tempat penjualan batu akik. Selain istilah Taman Batu Akik, taman ini juga memiliki nama Taman Harry Potter. Nama ini diberikan oleh arsiteknya.

Hal yang unik pada taman ini adalah pada malam hari, jejeran lampu yang tampak seperti batang pohon putih akan menyala di sebagian ruas jalan taman. Pemandangan malam di taman ini akan membuat seolah-olah kita sedang berpetualang memasuki sebuah terowongan.

Ketika matahari pagi mulai bersinar, kita akan mendapati hamparan rumput hijau yang tampak asri dan segar, sehingga enak dipandang mata dan nyaman untuk dikunjungi. Adapun untuk ke depannya, untuk menambah keindahan taman akan ditanam berbagai bunga.

Terdapat pula keunikan dalam pola pedestrian dalam yang tampak meliuk-liuk. Sayangnya, pedestrian ini menggunakan warna cerah, sehingga tampak sedikit kotor dengan adanya bekas-bekas tanah di atasnya.

Secara umum, taman ini sudah cukup bagus untuk jadi tempat refreshing dan pelepas penat. Tinggal kesadaran masyarakat sendiri untuk menjaga taman ini agar tetap bersih dan baik. Walaupun memiliki daya tarik tersendiri pada malam hari, namun penerangan taman ini masih sangat kurang, sehingga membuka peluang untuk tindak kejahatan atau kegiatan buruk lainnya.

Kekurangan lainnya pada taman ini adalah saat ini Taman Hijau Bungo sangat minim dalam perawatannya. Sebagian masyarakat mengeluhkan keadaan taman yang kotor, kurang terawat, tidak aman, dan kadang terdapat genangan air. Beberapa fasilitas taman juga ada yang rusak karena kurangnya kesadaran masyarakat dan pemerintah.

Saking kurang diperhatikannya, taman ini sempat menjadi tempat bongkar muat barang. Hal ini dibiarkan begitu lama oleh dinas terkait dan terjadi setiap hari. Taman yang seharusnya berfungsi sebagai tempat bersantai, dapat rusak dengan adanya kegiatan bongkar muat barang. Hal seperti ini harusnya dapat ditindak tegas oleh dinas terkait, karena pemerintah daerah sendiri sudah mengalokasikan tempat khusus untuk bongkar muat barang. Dari masyarakat sendiri juga banyak yang mengeluhkan hal tersebut. Tidak hanya kegiatan bongkar muat barang, pemandangan taman juga berkurang dengan rusaknya pagar masuk taman yang dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sayang saja jika ruang hijau terbuka yang menghabiskan dana hingga hampir satu milyar rupiah ini rusak begitu saja tanpa adanya kesadaran untuk menjaga, baik dari masyarakat, maupun pemerintah. Jadi, jika kamu akan berkunjung ke sini, jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan dan keindahan taman ya. Karena, kalau bukan kita siapa lagi?(Syafira)