Sendirian Ditinggal Kolega di KIB, Golkar dalam Dilema

Daftar Isi

    LANCANGKUNING.COM,JAKARTA-Partai Golkar saat ini berada dalam dilema, setelah ditinggalkan sekondannya dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) PAN dan PPP.

    PPP saat ini telah merapat PDIP bersam mendukung Ganjar. Dan bakal diikuti PAN. Indikasi-indikasi mengarah kesana sudah teelihat.

    Pwndapat ini disampaikan pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul.

    Dengan bubarnya KIB, peluang Golkar untuk mengusung capres, menurut Najmuddin, hampir dipastikan hilang. Mereka kini hanya bisa berkoalisi dan masuk ke salah satu poros, yakni poros pendukung Anies Baswedan dan poros Prabowo Subianto.

    Saya lihat kematangan politik Golkar tengah diuji. Selanjutnya, elite Golkar mesti berpikir lebih keras lagi. Apakah akan tetap memcabangun KIB ataukah berkoalisi dengan Koalisi Perubahan dan Persatuan dg Bacapres Anies.  Ataukah mengajak Prabowo untuk membentuk berkoalisi baru," kata Najmuddin.

    Najmuddin melihat, ide awal pembentukan KIB memang dari Partai Golkar. Dengan bertindak sebagai penggagas koalisi, partai beringin tersebut berharap dapat mengusung ketua umum, Airlangga Hartarto sebagai capres.

    Namun, elektabilitas Menteri Koordinator Perekonomian itu tak kunjung naik, sehingga daya tawar koalisi ini jadi lemah. Sehingga, menurut Najmuddin, tidak heran bila PPP dan PAN lebih memilih untuk mendukung bacapres potensial seperti Ganjar Pranowo yang akan diusung PDIP.

    Najmuddin menyebut, tidak akan sulit bagi Golkar bergabung dengan Koalisi Perubahan bersama Nasdem, Demokrat, dan PKS karena Airlangga sudah pernah melakukan pertemuan dengan elit-elit di koalisi tersebut.

    "Sedangkan pintu koalisi dengan Partai Gerindra pengusung Prabowo juga sangat memungkinkan bagi Golkar. Apalagi Golkar merupakan pendukung Prabowo saat Pilpres 2014 lalu," ujar Najmuddin.

    Prabowo Subianto disarankan memilih Airlangga Hartarto menjadi cawapres. Sementara untuk Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar, pengamat politik Emrus Sihombing menyarankan cukup menjadi menteri koordinator (menko).

    "Maka misalnya peluang koalisi Gerindra, PKB, sama Golkar sangat terbuka, saya melihat calon presidennya adalah Prabowo maka Golkar Airlangga menjadi calon wakil presiden, sementara PKB bisa saja mereka mendapat posisi di beberapa menteri dan menko," ujar Emrus di Jakarta saat dihubungi wartawan, Rabu (31/5/2023)

    Emrus menyampaikan, keuntungan yang akan diperoleh Prabowo jika memilih Airlangga menjadi cawapres adalah tingkat keterpilihan. Dia meyakini, Airlangga dapat menjadi pelengkap Prabowo dalam mengurus pemerintahannya kelak saat terpilih pada Pilpres 2024.(rie)

    sumber:Republika.co.id

     

     

     

     

     

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Sendirian Ditinggal Kolega di KIB, Golkar dalam Dilema
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar