Daftar Isi
Keterangan foto: Ketua DPRD Kabupaten Siak H Azmi. (Gs)
SIAK, Lancangkuning.com - Terkait somasi yang dilayangkan masyarakat Kecamatan Mempura ke DinasPU Tarukim Siak, atas limbah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang meluber ke perkebunan warga, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Siak merekomendasikan Dinas Pertanian Kabupaten Siak melakukan uji ke laboratorium.
"DPRD Siak merekomendasi Dinas Pertanian, untuk melakukan penelitian akibat lumpur yang terserak di perkebunan warga, apakah membahayakan bagi tanaman atau tidak," kata ketua DPRD Siak H Azmi, Selasa (23/3/21) saat acara Rapat Dengar Pendapat (RDP) di ruang banggar DPRD Siak.
Azmi mengatakan, hasil dari penelitian tersebut, akan menjadi solusi dari somasi yang dilakukan masyarakat karena merasa di rugikan akibat limbah tersebut.
"Terlepas itu kelalaian siapa, yang penting kita cari solusi. Kedepan saluran drainase lancar dan kebun masyarakat kembali baik," kata Azmi.
Azmi mengatakan, terkait ganti rugi yang diminta masyarakat, belum bisa diputuskan, karena butuh kajian dari pihak bagian hukum setdakab Siak, karena tidak terlepas dari aturan yang berkaitan dengan APBD.
"Intinya kita cari solusi, bagaimana nantinya kita tunggu hasilnya," kelas Azmi.
Kepala Dinas PU Tarukim Siak Irving Kahar mengatakan, sejauh ini pihaknya tidak mau menyusahkan masyarakat. Terkait persoalan itu ia mengaku, dapat laporan dari bawahannya bahwa pihaknya sudah berupaya untuk menggali lumpur dari limbah tersebut, namun kendala di lapangan tanah masyarakat tidak boleh dilalui alat berat.
"Kemudian terkait limbah itu membahayakan sungai, kami lebih senang ada pengujian di laboratorium, biar jelas dan tidak mengambang," kata Irving.
Irving mengatakan, jika sudah ada hasil laboratorium mengatakan air limbah itu membahayakan, maka pihaknya akan membuat kolam limbah di 14 SPAM di Kabupaten Siak.
"Jangan kata-katanya saja, kalau hasil lab itu membahayakan kami siap membuat kolam," jelasnya.
Untuk permintaan warga menggali lumpur tersebut, pihaknya meminta masyarakat untuk memperoleh alat beratnya masuk.
Sebagaimana diketahui, masyarakat pemilik kebun di sekitar SPAM mengeluh, karena limbah SPAM itu menggenangi kebun mereka, akibatnya hasil panen mereka merosot.
Seperti yang dikatakan warga setempat Irhamsyah Purba, ia mengatakan, beberapa tahun terakhir hasil panen sawit warga yang tergenang limbah SPAM jauh merosot, sebelumnya masyarakat bisa memanen sawit 2 hektar sebanyak 2 ton, kini hanya tinggal 400 kilogram.
"Kalau hasil panen sawit kami normal, tak mungkin kami ributkan, kami butuh air juga kok," kata Irhamsyah.
Irhamsyah mengaku, limbah SPAM berupa lumpur yang meluber ke kebun-kebun warga karena drainase yang ada tidak tertampung lagi.
"Lumpur air itu menganggu, karena pori-pori tanah itu tertutup, sehingga imbasnya ke sawit kami, menguning hingga hasil panen jauh merosot," akui Irham.
Masyarakat juga telah melakukan somasi kepada Dinas PU Tarukim terkait persoalan ini.
"Ada 3 somasi yang kami sampaikan. Pertama, segera memoerbaiki sapuran drainase limba SPAM sehingga tidak memcemari dan meruskan ekosistem lingkungan," kata Irhamsyah.
Kedua, memberikan ganti rugi dan pemilihan terhadap tanaman kelapa sawit yang telah mati baik materil mapun immateril.
Ketiga memastikan air limbah SPAM telah di kelola sampai ke tingkat yang memenuhi baku mutu limbah, lingkungan, air, tanah dan udara, sehingga tidak berbahaya saat pembuangan limbah mengarah ke sungai Mempura.
Tokoh masyarakat Mempura Wan Said mengatakan, sebagai masyatakat ingin bekerjasama dengan dinas terkait, tetapi sampai saat ini tuntutan tersebut terkesan tidak dianggap.
"Kita akui, kita semua butuh air, namun dalam persoalan ini jangan sampai satu diuntungkan dan satu dirugikan, kemudian kamu juga tidak mau sungai Siak ini dipenuhi limbah," kata Wan Said. (Gs)
Komentar