Ahli Ingatkan Potensi Sulit Distribusi Vaksin Pfizer di RI

Daftar Isi

    Lancang Kuning Ahli mengingatkan ada potensi kesulitan untuk mendistribusikan vaksin corona besutan Pfizer di Indonesia.

    Pasalnya, menurut Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo vaksin corona Pfizer-Biontech ini dibuat menggunakan teknologi rekayasa genetik.

    Rekayasa genetik dilakukan dengan mengambil genom dari RNA virus. Lantaran berupa vaksin RNA, maka penyimpanan vaksin ini harus ditempatkan pada suhu -80 derajat Celcius.

    "Ini mungkin jadi tantangan berat di Indonesia, karena harus disimpan di suhu -80 derajat, (sehingga) akan jadi masalah logistik," jelasnya seperti dikutip dari video Youtube, Selasa (10/11).

    Pasalnya, menurut Ahamd sulit untuk menemukan penyimpanan yang bisa menjaga suhu hingga -80 derajat. Ahmad memisalkan freezer kulkas saja hanya -4 derajat. Sehingga, jika vaksin ini digunakan di Indonesia, maka pengadaan penyimpanan agar vaksin bisa didistribusikan merata akan jadi hal yang krusial.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberi sinyal pemerintah Indonesia akan ikut membeli Vaksin Pfizer yang tengah viral karena diklaim mampu melawan virus corona atau covid-19. Vaksin itu diproduksi oleh Pfizer, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat.

    "Ini disiapkan untuk menjadi bagian berikutnya (dari pengadaan vaksin di dalam negeri), karena masih banyak yang dibahas terkait pengadaan vaksin," ungkap Airlangga menanggapi viralnya klaim keampuhan vaksin Pfizer di sela konferensi pers virtual dengan awak media, Selasa (10/11).

    Kendati begitu, menteri yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar itu belum memberi estimasi kapan sekiranya Indonesia akan membeli vaksin tersebut. Di sisi lain, Airlangga menyatakan Indonesia bakal fokus pada pengadaan vaksin yang sudah berjalan lebih dulu.

    Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah produsen vaksin corona selain Sinovac, termasuk Pfizer. Upaya ini, menurutnya dilakukan guna menjamin ketersediaan vaksin untuk seluruh masyarakat.

    "Kami sejak awal melakukan penjajakan kepada CEPI di mana alhamdulillah kemarin Menteri Kesehatan Terawan dengan UNICEF PBB. Tentu kami melakukan penjajakan dengan pihak-pihak lain, seperti AstraZeneca, Cansino ataupun Pfizer, terus kami jajaki," katanya seperti dilansir Antara (24/9).

    Menurut Erick, total 300 juta dosis vaksin yang tersedia pada 2021 belum mencukupi untuk membantu dan menjamin seluruh populasi masyarakat Indonesia.

    "Sebagai catatan, dari total vaksin yang kita dapatkan sekitar 300 juta ini, bukan berarti kita sudah menjamin atau secure semuanya untuk seluruh rakyat," ujarnya.
    Setiap orang, sambung Erick, membutuhkan dua suntikan vaksin corona. Dengan begitu, 300 juta vaksin baru akan memenuhi kebutuhan 170 juta rakyat.

    Bandingkan dengan beberapa negara, seperti Inggris, yang memesan 3 sampai 4 kali lipat dari kebutuhan mereka terhadap vaksin corona.

    Apalagi, Jepang yang dikabarkan mendapatkan 100 persen vaksin untuk menutup 100 persen kebutuhan masyarakatnya bersama Pfizer.

    "Kalau sampai 70 persen populasi Indonesia bisa terjangkau, kita harapkan pada 2022 atau 2021 nanti, sekitar 30 persen kekurangan vaksin dari total vaksin yang tersedia bisa didapatkan," tandasnya.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Ahli Ingatkan Potensi Sulit Distribusi Vaksin Pfizer di RI
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar