Daftar Isi
Lancang Kuning - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan agar seluruh jajarannya mewaspadai banjir dampak dari fenomena alam La Nina. Kalaupun terjadi banjir, Anies ingin genangan bisa surut dalam waktu 6 jam.
Menurut Anies, fenomena La Nina dapat mengakibatkan curah hujan yang jauh lebih intensif dari biasanya. Di sisi lain sistem drainase Jakarta memiliki ambang batas rata-rata kapasitas maksimal untuk menampung 100 milimeter hujan per hari.
Apabila curah hujan berada di angka di atas 100, seperti pada awal tahun 2020, maka seluruh jajaran Pemprov DKI harus bersiaga menghadapi bencana banjir besar. Saat itu, curah hujan di Jakarta mencapai 377 milimeter per hari, artinya 3,7 kali lipat dari kapasitas sistem drainase rata-rata Jakarta."Sehingga, tanggung jawab kita ketika ini terjadi ada dua kunci. Satu, memastikan seluruh warga selamat. Tanggung jawab kita memastikan seluruh semua selamat jangan ada korban," kata Anies, Rabu (4/11).
"Indikator kedua adalah genangan bisa surut dalam waktu kurang dari 6 jam, tanggung jawab kita menyiapkan seluruh kekuatan untuk bisa mengeringkan dalam waktu kurang dari 6 jam," kata dia menambahkan.
Anies mengatakan, untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah melakukan berbagai hal sebagai persiapan. Di antaranya yakni dengan cara mengeruk sejumlah waduk yang ada, dan pembuatan waduk baru.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berharap, keberadaan waduk dapat menahan laju air dari arah pegunungan sebelum mencapai Jakarta.
"Jadi harapannya air dari pegunungan yang masuk ke kota bisa ditahan dulu di waduk-waduk ini, kemudian dialirkan secara bertahap," ujar Anies.
Anies juga mengatakan, Pemprov DKI berencana membangun waduk baru di sejumlah lahan kosong yang memiliki kontur tanah cekung. Lahan kosong itu selama ini kerap tergenang air banjir.
"Di tempat itu kita bikin waduk, jadi dibuat baru waduknya. Untuk mengalirkan air ke dalam waduk baru lalu dipompa untuk dialirkan ke sungai," jelasnya.
Anies menyebut, salah satu lokasi pembuatan waduk baru itu berada di Jakarta Barat. Namun demikian, ia tidak merinci di mana lokasi tepat waduk tersebut.
Ia juga menyatakan saat ini tantangan Jakarta mengantisipasi banjir berasal dari tiga penjuru. Pertama hujan lokal, menurutnya, bila curah hujan tinggi maka akan muncul potensi genangan dan banjir.
Kemudian, jika hujan lebat terjadi di area pegunungan. Hal ini, kata dia, disebabkan aliran air dari area pegunungan ke wilayah Jakarta. Kendati demikian, dalam hal ini, Jakarta memiliki waktu untuk bersiap sebelum akhirnya banjir mulai menggenang.
"Yang ini kita memiliki waktu untuk bersiap, karena perjalanan air dari Bendung Katulampa sampai Jakarta sekitar 9 sampai 10 jam. 3 jam sampai Depok, 6 jam dari pintu Depok sampai Manggarai. Ini adalah masa persiapan yang harus kita lakukan bila di kawasan pegunungan terjadi hujan yang amat lebat," jelasnya.
Tantangan terakhir yakni banjir akibat permukaan air laut meninggi. Ini biasanya terjadi banjir rob di kawasan Jakarta Utara.
Komentar