DPRD DKI Jakarta Belajar dari Risma Cara Tangani Banjir

Daftar Isi

    Lancang Kuning - Panitia Khusus (Pansus) Banjir DPRD DKI Jgelakukan pertemuan dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini untuk belajar cara penanganan banjir.

    Kepada Risma, Anggota Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta, Wa Ode Herlina, sempat menyampaikan keluhannya terkait rumitnya penanganan banjir di DKI Jakarta.

    "Kami Pansus Banjir punya kesungguhan untuk menyelesaikan banjir di Jakarta, ibu saran apa sih yang bisa dilakukan di Jakarta? Mungkin ada saran apa supaya ada kerja nyata dari kami dalam mengatasi banjir di DKI Jakarta?" kata Wa Ode dalam kunjungannya, Selasa (22/10).

    Merespons pertanyaan tersebut Risa kemudian memberikan jawaban dengan mengatakan perlunya integrasi penataan pedestrian yang saat ini berada di bawah Dinas Pertamanan dan bidang saluran yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum di DKI Jakarta.

    "Yang saya dengar itu, katanya pedestrian di bawah Dinas Pertamanan, sementara salurannya ada di PU. Ini tidak bisa manajemen seperti itu, karena kalau dua, satunya pengen bangun apa, koordinasinya harus kuat," kata Risma.

    "Kalau tidak kuat, dia akan saling merugikan satu sama lainnya, makanya kemudian dibangun aja, sementara salurannya tidak diperbaiki," ucapnya.

    Risma juga menekankan perlunya menghitung kapasitas tampungan saluran air yang harus dihitung dengan cermat.

    Ia mencontohkan dulu, Surabaya juga pernah mengalami banjir kiriman dari daerah lain. Ia kemudian mencari solusi atas permasalahan tersebut.

    "Dulu Bu Erna (Kepala Dinas PU dan Pematusan Pemkot Surabaya) bilang bahwa itu banjir kiriman, terus saya tanya, emang itu kiriman dari Bupati Sidoarjo? Kiriman dari Bupati Mojokerto? Atau kita harus menyalahkan Tuhan?," ujarnya. 

    "Memang letak kita ini di ujung. Makanya harus bergerak, tidak beralasan aja. Sulit iya, makanya kita kerjakan. Ini sudah karunia Tuhan, ini sudah takdir sehingga harus kita kerjakan dan atasi," tambahnya. 

    Selain itu, Risma juga mengatakan jika Jakarta harus memperhitungkan cara untuk mengurangi debit air sebelum masuk ke kota. Hal itu harus dilakukan sehingga air tidak semuanya masuk ke dalam kota.

    Ia mengutarakan hal itu lantaran pernah melihat peta saluran air DKI Jakarta yang memiliki dua saluran terpisah yang bisa dimanfaatkan untuk memecah air agar tidak semuanya masuk ke dalam kota.

    "Pasti bisalah mengatasi banjir di sana, karena anggarannya juga besar dibanding Surabaya," ujarnya.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel DPRD DKI Jakarta Belajar dari Risma Cara Tangani Banjir
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar