Daftar Isi
Lancang Kuning - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) wilayah Jabodetabek-Banten berencana kembali melakukan aksi demonstrasi menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker), di depan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (16/10) siang ini.
Koordinator Wilayah BEM se-Jabodetabek-Banten Aliansi BEM SI, Bagas Maropindra menyatakan tuntutan aksi tersebut sama dengan aksi sebelumnya, yakni mendesak Presiden Joko Widodo untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) guna membatalkan UU Cipta Kerja.Selain tuntutan itu, mereka juga akan menyuarakan kecaman terhadap tindakan represif aparat.
"Mengecam berbagai tindakan represif Aparatur negara terhadap seluruh massa aksi," kata Bagas dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (15/10 malam
Lebih lanjut, ia mengatakan aksi kali ini merupakan aksi damai. Tidak akan ada tindakan anarkis. Hal itu sebagai perwujudan gerakan intelektual dan moral mahasiswa.
"Mengajak mahasiswa seluruh Indonesia bersatu untuk terus menyampaikan penolakan atas UU Cipta Kerja hingga UU Cipta Kerja dicabut dan dibatalkan," ujar dia.
Sejauh ini, kepolisian telah menyatakan bakal menutup akses menuju Istana Negara. Dengan demikian mahasiswa tidak bisa menggelar unjuk rasa di sana. Kepolisian menutup Jalan Medan Medan Barat, Harmoni, Veteran 3, dan belokan Gambir mengarah Istana.
Aksi turun ke jalan mahasiswa hari ini merupakan lanjutan gelombang protes masyarakat yang menolak Omnibus Law Cipta Kerja sejak disahkan DPR dan Pemerintah pada 5 Oktober lalu.
Pada 8 Oktober, kelompok mahasiswa dan buruh juga menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta setelah selama tiga hari sebelumnya berhasil disekat aparat. Hari tersebut, massa aksi mencoba mendekati Istana setidaknya dari dua arah yakni lewat kawasan Harmoni dan Medan Merdeka Barat, tepatnya di titik Patung Kuda. Namun, langkah mereka diadang barikade polisi.
Aksi unjuk rasa yang diikuti ribuan orang itu berujung ricuh. Sejumlah fasilitas publik dirusak dan dibakar massa. Ribuan orang ditangkap imbas kejadian itu.
Demonstrasi juga berujung ricuh pun terjadi saat sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) Islam yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti-Komunis (Anak NKRI) menggelar aksi menolak Omnibus Law Cipta Kerja di Patung Kuda, pada Selasa (13/10).
Saat itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana menuding ricuh dipicu oleh Kelompok Anarko yang turut ikut dalam aksi itu.
Komentar