Daftar Isi
Foto: Para petugas medis di Hubei, China, terharu tak ada lagi kasus COVID-19. (Viral Muafakat/World of Buzz)
Lancang Kuning – China tidak lepas dari tudingan sebagai negara pembawa Virus Corona COVID-19 ke seluruh dunia. Meski selalu dituding, namun China sukses menghentikan penularan COVID-19 selama enam bulan terakhir.
Dari laporan sebuah penelitian selama 50 hari pertama setelah munculnya pandemi, China mendapati 700 ribu kasus positif COVID-19.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Namun itu berubah pada 19 Maret 2020, di mana ketika Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan hanya ada 34 kasus baru dan asalnya dari luar negeri.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Selain itu, sejak 22 Februari lalu, yang merupakan angka tertinggi positif COVID-19 yaitu 1.451 kasus, pemerintah setempat belum pernah melaporkan lebih dari 1.000 diagnosa per harinya.
Saat ini laporan positif COVID-19 di China per harinya selalu rendah, seperti yang terjadi pada 17 September 2020, di mana hanya 41 orang terinfeksi virus tersebut.
Baca Juga: Positif COVID-19, Menteri Agama Titip Salam
Jumlah ini jelas jauh berbeda dengan negara lain, misalnya India mencapai 97.894 kasus. Secara global terdapat 30,2 juta kasus positif COVID-19 sampai saat ini, dan hanya 90.297 orang yang terinfeksi berada di China.
Baca Juga: Rezita Meylani Yopi Terpilih Jadi Ketua Muslimat NU Inhu
Untuk angka kematian yang terdapat di negeri Tirai Bambu itu menyumbang 4.737 dari total 946.685 orang di dunia. Semua kasus itu sangat kecil jika dibandingkan dengan populasi China yang mencapai lebih dari 1,4 miliar orang.
China memang langsung bergerak cepat untuk menekan penularan COVID-19. Mengutip laman Newsweek, Selasa, 22 September 2020, salah satu kunci keberhasilannya adalah pemberlakuan seluruh aktivitas di rumah bagi 760 juta masyarakatnya.
Alhasil, kebijakan tersebut memakan korban, di mana tempat publik di 220 kota, transportasi antar kota pada 136 kota, dan 219 kota travelling tidak ada kegiatan sama sekali.
Selain itu juga China membangun rumah sakit dalam beberapa hari dan melakukan pengetesan serta contact tracing. China juga memberlakukan penutupan sekolah, mengisolasi orang terduga dan terkonfirmasi COVID-19 secara ketat.
"Langkah pengendalian China berhasil memutus jaringan penularan dengan mencegah kontak antar orang yang terkena dan rentan," ungkap Profesor Zoologi dari Oxford Martin School, University of Oxford, Christopher Dye, dilansir dari Viva.co.id
Sementara Profesor Ilmu edokteran dan Kesehatan Global dari Duke University, Shenglan Tang, mengatakan jika kehidupan masyarakat di beberapa tempat sudah mulai membaik.
Meski penggunaan masker masih dianjurkan untuk di tempat umum. Ia juga membandingkan penanganan di dua negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Tang mengatakan jika pemerintah China telah melakukan pekerjaan terbaik mengontrol pandemi sejak akhir Januari lalu.
"Hal penting lainnya adalah masyarakat China memiliki kepercayaan penuh kepada pemerintahnya dan mau bekerja sama dengan memberi rekomendasi pemerintah dan ahli," jelas Tang. (LK)
Komentar