Daftar Isi
Foto: Kapal Induk Type 001 Liaoning (16) Angkatan Laut China. (South China Morning Post (SCMP)
Lancang Kuning – Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) kembali membunyikan alarm bahaya buat Republik China (Taiwan). Dua kapal induk Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) dikerahkan ke sejumlah wilayah dan diprediksi akan mengepung Taiwan.
Dalam berita VIVA Militer 7 September 2020, kapal induk Type 002 Shandong (17) sudah berangkat dari galangan kapal Jiangnan, Shanghai, untuk mengikuti latihan perang selama 20 hari di wilayah Laut Bohai.
Sepekan setelah Shandong berlayar, kapal induk militer China lainnya,Type 001 Liaoning (16) juga meninggalkan pangkalannya di Qingdao, Shandong. Liaoning juga dikerahkan untuk ikut ambil bagian dalam latihan militer China lainnya yang dilaksanakan di Laut Kuning.
Baca Juga: Alasan Kenapa Jenazah COVID-19 Harus Dibungkus Plastik
Menurut laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Stars and Stripes, pengerahan dua kapal induk Angkatan Laut China diduga tak hanya untuk mengikuti latihan tempur. Melainkan, sebagai penerapan strategi pengepungan wilayah Taiwan dari dua sisi.
Baca Juga: Lionel Messi Resmi Jadi Manusia 1 Miliar Dolar
Seorang pakar militer laut China yang berbasis di Beijing, Li Jie, meyakini hal tersebut. Kapal induk Liaoning dan Shandong diturunkan untuk menghadapi tekanan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) di Laut China Selatan dan Selat Taiwan.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Tak cuma itu, Li juga melihat pengerahan dua kapal induk militer China adalah untuk menyiapkan konfrontasi dengan India. Kekuatan China kian mengerikan, lantaran memiliki dua rudal balistik jarak menengah, Dongfeng DF-26 dan Dongfeng DF-21.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Dua rudal ini bukan cuma bisa menghancurkan satu unit kapal induk Amerika Serikat (AS), tetapi juga bisa meluluhlantakkan Pangkalan Militer AS di Guam. Kapal induk Liaoning dan Shandong, serta rudal DF-21 dan DF-26, dipastikan akan menjadi andalan China untuk menghalau intervensi AS dalam serangan ke Taiwan.
"Mereka juga bisa berperan dalam melindungi jalur transportasi laut penting seperti Selat Malaka," ucap Li dikutip VIVA Militer dari Global Times.
Seperti yang diketahui, Angkatan Laut AS (US Navy) beberapa kali mengirim kapal perusak peluru kendali USS Mustin (DDG-89) ke Kepulauan Paracel yang diklaim sebagai wilayah China. Aksi kapal perusak Angkatan Laut AS memasuki Kepulauan Paracel secara ilegal, adalah salah satu faktor utama yang membuat China memberikan respons dengan pengerahan dua kapal induknya. (LK)
Komentar