Daftar Isi
Foto: Jet tempur dan kapal perang militer China di Laut China Selatan. (ThinkChina)
Lancang Kuning – Situasi menegangkan terjadi saat armada tempur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), mengadang kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy), USS Mustin, Kamis 27 Agustus 2020.
Baca Juga: Joget Pakai Baju Seksi di Depan Anak-anak, Dinar Candy Dihujat
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Fars News Agency, keberadaan kapal perusak USS Mustin di wilayah perairan China teridentifikasi. Sontak, militer China di bawah Komando Teater Selatan PLA, langsung mengerahkan jet tempur dan kapal perangnya ke dekat Kepuluan Xisha (Paracel Islands).
Baca Juga: Viral Aksi Bidan di Lahat, Live Sambil Bugil demi Uang Jutaan Rupiah
Jet tempur dan kapal perang militer China langsung memberikan peringatan kepada kapal perang AS untuk keluar dari wilayahnya.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
China geram dan kembali menuding Amerika telah melakukan pelanggaran terhadap kedaulatannya, dan hukum internasional.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
"USS Mustin, sebuah kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut AS, masuk tanpa izin ke perairan teritorial China di Kepulauan Xisha, pad hari Kamis," ujar juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China, Kolonel Li Huamin, dikutip VIVA Militer dari Global Times.
"Komando Teater Selatan PLA mengirim angkatan laut dan udara untuk melacak, mengindentifikasi, dan memberi peringatan untuk pergi," ucapnya.
Dengan tegas, Huamin menyatakan bahwa Kepulauan Xisha masuk dalam wilayah kedaulatannya. Huamin juga mengatakan, PLA akan senantiasa waspada dan akan mengambil tindakan tegas jika ada upaya atau ancaman yang mengganggu kedaulatan China.
"China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas pulau-pulay di Laut China Selatan dan perairan yang berdekatan dengan wilayah tersebut. Pasukan komando selalu waspada tinggi untuk dengan tegas melindungi kedaulatan nasional, serta menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut China Selayan," ucap Li melanjutkan.
Sementara itu, pakar militer China, Wei Dongxu, mendesak agar Amerika menghentikan aksi provokatifnya. Sebab, jika militer Amerika terus menerobos wilayah China secara ilegal, bukan tak mungkin akan berujung perang.
"Kami mendesak AS untuk menghentikan tindakan provokatif semacam itu. Dan, secara ketat mengelola operasi militer laut dan udaranya, menahan pasukan di garis depan, untuk menghindari bentrokan," ujar Wei. (LK)
Komentar