Shinzo Abe, Jejak Politik Anak Menteri hingga Skandal Tanah

Daftar Isi

    PM Jepang, Shinzo Abe, disebut-sebut akan mengundurkan diri karena masalah kesehatan. Anak mantan menteri itu juga terlibat skandal tanah. 

    Lancang Kuning - Perdana Menteri JepangShinzo Abe, disebut-sebut akan mengundurkan diri karena masalah kesehatan.

    Dilansir AFP, Jumat (28/8), sampai saat ini memang belum ada pernyataan langsung dari Abe terkait laporan tersebut. Namun, Abe dijadwalkan akan menggelar konferensi pers untuk membahas mengenai spekulasi perihal kesehatannya.

    Desas-desus pengunduran dirinya semakin berembus setelah melakukan dua kunjungan mendadak ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

     


    Abe adalah salah satu politikus ulung Negeri Matahari Terbit. Dilansir dari situs Kantor Berita Perdana Menteri Jepang, Abe lahir pada 21 September 1954 di Tokyo, Jepang.

    Dia menamatkan pendidikan di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Hukum, Universitas Seikei pada 1977, lantas melanjutkan kuliah di jurusan politik University of Southern California, Amerika Serikat. Setelah itu dia bekerja di perusahaan Kobe Steel.

    Dilansir Japan Times, pada 1982 Abe memutuskan keluar dari Kobe Steel dan menjadi asisten sang ayah, Shintaro Abe, yang didapuk menjadi menteri luar negeri.

    Dia juga mengikuti jejak ayahnya bergabung dengan Partai Demokratik Liberal (LDP). Sejak itu dia bergelut dengan politik.

    Abe pertama kali lolos menjadi anggota parlemen Jepang (Diet) dari wilayah konstituen Yamaguchi, sama seperti mendiang ayahnya.

    Karir politiknya dengan dukungan LDP terus melesat hingga menjadi Wakil Kepala Sekretaris Kabinet pada Juli 2000. Lima tahun kemudian dia terpilih menjadi Kepala Sekretaris Kabinet.

    Setahun setelahnya, Abe berhasil terpilih menjadi perdana menteri mengalahkan pesaing politiknya, Taro Aso dan Sadakazu Tanigaki. Namun, Abe harus mundur pada 2007 akibat kondisi kesehatan.

    Dia lalu maju lagi pada 2012 dan menjabat sebagai perdana menteri sampai saat ini.

    Sebagaimana dilansir surat kabar The New York Times, Abe yang saat ini berusia 65 tahun menjabat sebagai perdana menteri selama hampir delapan tahun. Selama masa jabatannya, Jepang menghadapi bencana alam gempa bumi, tsunami, dan bencana nuklir.

    Selama masa pemerintahannya, Abe mengusulkan gagasan amandemen undang-undang dasar Jepang. Diduga hal itu dia lakukan untuk memperkuat militer Jepang akibat kondisi geopolitik di wilayah sekitarnya, seperti agresivitas Korea Utara dan China yang gencar membangun persenjataan.

    Abe juga berupaya menjadi penengah pertikaian antara Amerika Serikat dan Iran. Kedua negara itu adalah sekutu Jepang.

    Dengan AS, Jepang bergantung dari sisi militer. Sedangkan Iran semula adalah salah satu pemasok minyak bumi kepada Jepang, sebelum diembargo oleh AS.

     


    Akan tetapi, di masa pemerintahannya, hubungan Jepang dan Korea Selatan menemui ganjalan. Sebab, Jepang hendak memperhalus isi buku sejarah bangsa dengan tidak menonjolkan kekejaman pasukan mereka saat Perang Dunia II.

    Sedangkan Korsel sampai saat ini menuntut tanggung jawab dan ganti rugi dari Jepang atas kekerasan militer hingga pemerkosaan yang dialami para perempuan Korsel saat PD II.

    Karir politik Abe tak selalu mulus. Dua tahun lalu, Abe terjerat dugaan skandal penjualan tanah milik negara dengan diskon besar kepada operator sekolah nasionalis yang memiliki hubungan dengan istrinya.

    Abe dituding menjual tanah negara seharga 10 persen dari harga pasar kepada lembaga pendidikan Moritomo Gakuen. Moritomo Gakuen merupakan operator sekolah yang dijalankan oleh teman dekat istri Abe, Akie Abe.

    Kasus ini pertama kali terungkap pada 2017. Sejak terendus media, nama Akie Abe langsung dihapus dari dokumen resmi jual-beli tanah tersebut. Menteri Keuangan Taro Aso bahkan mengaku sudah mengubah sejumlah dokumen terkait penjualan kontroversial itu.

    Skandal itu dinilai sebagai krisis politik terbesarnya sejak menjabat pada Desember 2012. Skandal itu juga memicu gelombang aksi unjuk rasa menuntutnya untuk mengundurkan diri.

    Abe pun meminta maaf kepada masyarakat Jepang terkait kasus itu.

    Meski Abe sudah meminta maaf secara terbuka soal skandal tersebut, dua pertiga warga disebut tidak mempercayai penjelasan orang nomor satu di Jepang itu.

    "Masalah ini telah mengguncang kepercayaan masyarakat dalam pemerintahan," kata Abe.

    "Sebagai kepala pemerintahan, saya merasa sangat bertanggung jawab dan sangat ingin meminta maaf kepada rakyat," imbuhnya.

    Dia menjanjikan klarifikasi fakta dan pencegahan terhadap kejadian yang sama, tetapi tidak memberikan tanda untuk mengundurkan diri.

    Abe membantah bahwa dia atau istrinya terlibat campur tangan dalam penjualan tanah itu, atau bahwa ia berusaha untuk mengubah dokumen yang terkait dengan kesepakatan itu.


    Kepada majalah mingguan Aera, Koizumi mengisyaratkan bahwa Abe akan mengundurkan diri saat masa reses parlemen 20 Juni 2018, setelah popularitasnya anjlok dan terus menurun.Meski tidak memberikan tanda bahwa akan segera mengundurkan diri, kabar mundurnya Abe kembali datang dari Mantan Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi.

    "Situasinya semakin berbahaya. Bukankah Abe akan mengundurkan diri ketika masa sidang parlemen berakhir?" kata Koizumi dalam wawancaranya dengan Aera.

    Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah terus turun setelah Abe diduga memberi perlakukan istimewa terhadap lembaga pendidikan Kake Gakuen milik kerabat dekatnya, Kotaro Keke.

    Selain itu, skandal pelecehan seksual terhadap wartawan perempuan yang diduga dilakukan oleh wakil Taro Aso, Junichi Fukuda, juga disebut memperburuk citra pemerintahan Abe.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Shinzo Abe, Jejak Politik Anak Menteri hingga Skandal Tanah
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar