Daftar Isi
Foto: Jatuhnya Pesawat Dakota VT-CLA, Bukti Keganasan Belanda. (Kebudayaan Kemendikbud)
Lancang Kuning – Tepat pada tanggal 29 Juli 2020, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) memeringkati Hari Bhakti TNI AU ke 73.
Berdasarkan informasi yang diterima VIVA Militer dari akun Instagram TNI AU Rabu 29 Juli 2020, peristiwa peringatan Hari Bhakti TNI AU bermula ketika ada dua peristiwa bersejarah yang terjadi pada TNI AU pada masa-masa Kemerdekaan Indonesia.
Kejadian pertama ditandai dengan aksi heroik tiga kadet udara yaitu Kadet Udara I Suharnoko Harbani, Kadet Udara I Mulyono, dan Kadet Udara I Sutardjo Sigit yang menyerang tangsi militer Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Hal yang dilakukan ketiga Kadet Udara I ini untuk membalas agresi militer Belanda yang menghancurkan Pangkalan Udara TNI AU baik di Jawa dan Sumatera pada tanggal 21 Juli 1947.
Sementara itu untuk peristiwa kedua gugurnya para perintis Angkatan Udara Indonesia yaitu Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Udara Muda Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara I Adi Sumarno Wirjokusumo.
Ketiga perintis AU gugur akibat Pesawat Dakota VT-CLA yang tengah ditumpangi mereka ditembak Pesawat P-40 Kitty Hawk Belanda dan jatuh di Desa Ngoto, sebelah selatan Yogyakarta.
Seperti dilansir dari Viva, padahal pesawat yang dipiloti Alexander Noel Contanstine itu dalam misi kemanusiaan dengan membawa bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia.
Kemudian sejak tanggal 29 Juli 1955 diperingati sebagai ‘Hari Berkabung’ Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Namun mulai 29 Juli 1962 diubah menjadi ‘Hari Bhakti’ TNI AU dan diperingati secara terpusat di Pangkalan Udara Adisutjipto.
Sementara itu tempat jatuhnya pesawat Dakota, dibangun sebuah monumen yang diberi nama Monumen Ngoto. Selanjutnya Monumen Ngoto dijadikan monumen perjuangan TNI AU sejak tanggal 17 Juli 2000. (LK)
Komentar