Tangis Ibu Tak Bisa Beli HP dan Ponsel Pinjaman untuk Sekolah

Daftar Isi

    LancangKuning - Selama virus corona (Covid-19) mewabah di Indonesia, sebagian besar siswa belajar di rumah menggunakan telepon seluler (ponsel). Akan tetapi tidak sedikit siswa yang kesulitan mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena tidak memiliki ponsel sendiri.

    Salah satunya adalah Mohammad Rafli (14) pelajar kelas VIII di SMPN 7 Pamekasan. Rafli hidup bersama keluarganya di Desa Bettet, Kota Pamekasan. Latar belakang keluarganya adalah petani yang hidup sangat sederhana.

    Ibu Rafli, Hawati menangis saat ditemui CNNIndonesia.com di rumahnya, Kamis (24/7). Dia kasihan melihat anaknya selama ini ketinggalan pelajaran.

    Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

    Hawati mengatakan Rafli tidak pernah mengikuti pelajaran sejak virus corona mewabah karena keluarganya tak mampu membeli ponsel. Sementara kegiatan belajar mengajar sudah dilakukan via internet.

    "Mau belajar online gimana, kan itu harus pakai handphone. Sementara kami tidak punya uang untuk membelinya," kata Hawati seraya menangis.

     

    Ayah Rafli atau suami Hawati hanya bekerja sebagai kuli. Pendapatannya juga tidak seberapa. Akan tetapi, ayah dan ibu Rafli tetap berusaha menabung agar bisa membelikan ponsel pintar untuk putranya.

    Hawati juga kasihan melihat Rafli jadi turut membantu ekonomi keluarga. Sejauh ini, Rafli menjual rumput kepada peternak hewan. Hasilnya yang dia peroleh sekitar Rp5-10 ribu.

    Pendapatannya yang minim itu dia tabung untuk membantu keluarganya membelikan ponsel.

    "Rumput dijual ke peternak hewan. Uangnya kemudian dikasih ke ibu untuk ditabung. Kami menarget dapat beli ponsel agar bisa mengikuti pelajaran online," kata Rafli.

    Baca Juga : Akreditasi Jurusan Kampus Universitas Bandar Lampung

    Rafli mengaku selama ini sudah banyak ketinggalan pelajaran. Tentu karena tidak bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh via internet menggunakan ponsel.

    "Pelajaran online tidak mengikuti, makanya kami bantu keluarga agar bisa beli ponsel," ujarnya sambil terharu.

    Rafli selalu bertanya kepada teman-temannya kapan sekolah kembali seperti semula. Dia berharap kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah kembali dilakukan agar tidak ketinggalan pelajaran.

     

    Pinjam Ponsel Tetangga

    Tak punya ponsel untuk belajar jarak jauh juga dialami Muhammad Farhan, pelajar di SD Negeri Rongtengah 2, Kota Sampang, Jawa Timur.

    Karena tak punya ponsel siswa kelas VI mengakali dengan meminjam milik kakaknya. Saat sang kakak bekerja dan ponsel mesti dibawa, giliran milik tetangga yang dipinjam Farhan. 

    "Kadang pakai punya kakak, tapi kalau sudah berangkat kerja, handphonenya harus pinjam sama tetangga," kata Farhan.

    Ponsel itupun ia pakai bersama teman-temannya. Untuk membeli paket data, ia dan kawan-kawannya iuran dari uang jajan yang tak seberapa.

    Baca Juga : Tempat Wisata di Riau

    "Kami sudah biasa patungan membeli paket data internet," kata Farhan, Kamis (23/7).

    Farhan berasal dari keluarga tak mampu. Ayahnya, Yayak tak punya pekerjaan tetap. Sementara ibunya ,Uwey seorang penjual nasi di pasar.

    (nrs/bmw)

    Sumber : CNNIndonesia

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Tangis Ibu Tak Bisa Beli HP dan Ponsel Pinjaman untuk Sekolah
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar