Raja Militer Mesir Dilarang Keluar Kandang, Perang Lawan Turki Gagal

Daftar Isi

    Foto: Ilustrasi Militer Mesir.

     

    Lancang Kuning – Ada sebuah fakta baru yang terungkap di tengah menguatnya isu perang besar yang melibatkan Angkatan Bersenjata Mesir dengan militer Turki di Libya.

    Ternyata persetujuan parlemen kepasa tentara Mesir untuk angkat senjata bukan dengan ikut berperang di Kota Sirte melawan pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) dan militer Turki beserta tentara bayaran asal Suriah.

    Namun, parlemen hanya menyetujui militer untuk tetap di kandang dan berperang di wilayah perbatasan sebelah barat saja tanpa masuk ke Libya


    "Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Mesir bahwa otoritas tertinggi, terutama Presiden Republik, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, dibatasi oleh kebutuhan untuk meminta dari Parlemen, otorisasi untuk memungkinkan angkatan bersenjata di luar perbatasan, dan Parlemen telah menanggapi karena adanya ancaman, baik di sisi barat di Libya atau selatan karena Bendungan Ethiopia, "kata anggota parlemen Mesir kepada Sputnik Arab dikutip VIVA Militer, Rabu 22 Juli 2020.

    Menurutnya, bukan sebuah perkara yang mudah memberikan persetujuan kepada Presiden Abdul Fattah as-Sisi sebagai panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir untuk mengerahkan pasukannya ke Libya membantu Tentara Nasional Libya (LNA).


    "Ini adalah tahap yang membutuhkan tindakan terkoordinasi di antara semua kekuatan negara, dan Pertahanan Parlemen dan Komite Keamanan Nasional memeriksa permintaan Dewan Pertahanan Tertinggi dan mengadakan sesi rahasia di mana ia setuju untuk mengirim unsur-unsur angkatan bersenjata ke melakukan operasi di luar negeri," kata dia.

    Dijelaskan, persetujuan parlemen cuma terbatas pada poros barat, dan terkait dengan kerangka waktu sehingga pasukan kembali setelah menyelesaikan misi, juga tidak berarti memulai perang sekarang, tetapi itu datang dalam kerangka tingkat yang lebih tinggi dari strategi pencegahan.

    Saat ini kondisi Mesir dalam keadaan darurat terorisme dan parlemen telah sepakat memperpanjang masa darurat hingga 3 bulan ke depan.

    Dikatakan pula, militer bisa saja dikerahkan ke luar negeri. Hanya saja pilihan itu masih jauh.

    Dengan pernyataan ini maka dipastikan Mesir dan Turki batal berperang di Sirte. Dan perang di Sirte hanya melibatkan LNA melawan GNA dan Turki saja. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Raja Militer Mesir Dilarang Keluar Kandang, Perang Lawan Turki Gagal
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar