Daftar Isi
Foto: Ilustrasi virus corona di Indonesia.
Lancang Kuning -- Pandemi Covid-19 mulai menghantui Indonesia pada awal Maret 2020. Virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 ini disebut berasal dari Wuhan, China.
Beberapa bulan setelah Covid-19 masuk Indonesia, sejumlah lembaga mulai memprediksi akhir pandemi Covid-19 di Indonesia.
Beberapa lembaga mulai dari Badan Intelijen Negara, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, hingga ingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA telah mengeluarkan prediksi berakhirnya Covid-19 di Indonesia.com. Namun prediksi akhir pandemi Covid-19 di Indonesia bisa dikatakan meleset. CNNIndonesia.com merangkum prediksi-prediksi tersebut.
1. Badan Intelijen Negara (BIN)
Badan Intelijen Negara (BIN) menyebut penyebaran virus corona (Covid-19) akan mencapai puncak pada akhir Juli 2020. Sebanyak 106.287 kasus akan tercatat di periode puncak itu.
Kasus virus corona akan mengalami peningkatan setiap bulannya sebelum mencapai puncak, 1.577 di akhir Maret, 27.307 di akhir April, 95.451 di akhir Mei, dan 105.765 di akhir Juni.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan bahwa kajian BIN ini bisa tidak terjadi bila langkah-langkah pencegahan terus dilakukan.
"Kalau kita bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, mudah-mudahan kasus yang terjadi tidak seperti apa yang diprediksi," kata Doni.
2. Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) Institut Teknologi Bandung (ITB)
Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) Institut Teknologi Bandung (ITB) memprediksi epidemi virus corona (SARS-COV-2) akan berakhir di Indonesia pada akhir Mei hingga awal Juni 2020.
Sebelumnya simulasi dari tim peneliti pada Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB memperkirakan wabah Covid-19 di Indonesia akan mengalami puncak pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020.
Salah satu peneliti yang melakukan simulasi tersebut, Nuning Nuraini mengatakan pergeseran prediksi disebabkan oleh meningkatnya jumlah kasus corona di Indonesia.
Secara matematik, ditemukan bahwa model Richard's Curve Amerika Serikat adalah yang paling cocok (kesalahannya kecil) untuk disandingkan dengan tren data kasus terlapor corona di Indonesia dengan jumlah kasus corona saat ini.
3. Universitas Gajah Mada (UGM)
Persebaran Covid-19 di Indonesia diprediksi akan mereda di akhir Juli 2020 dengan perkiraan proyeksi total penderita positif Covid-19 di angka sekitar 31 ribu kasus.
Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dedi Rosadi membuat permodelan probabilistik dengan dasar data nyata atau probabilistik data-driven model (PDDM), dengan asumsi waktu puncak tunggal.
Rilis terbaru tersebut mengacu dengan data publikasi pemerintah hingga 23 April 2020. Dari data itu diperkirakan waktu puncak pandemi terjadi pada Mei 2020 dan pandemi akan mereda di akhir Juli 2020.
4. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA
LSI Denny JA mempublikasikan riset prediksi wabah virus corona di dunia atau 99 persen kasus corona akan selesai pada rentang Juli-September 2020. Untuk Indonesia, 99 persen kasus virus corona akan berakhir Juni 2020.
Riset Denny JA ini bukan survei opini publik atas virus corona. Riset ini bertujuan mengolah data sekunder dari tiga sumber yakni dari Worldmeter data dunia virus corona, Singapore University of Technology and Design, dan berbagai hasil riset lainnya.
Dari pengolahan data itu LSI Denny JA mengambil tiga kesimpulan. Pertama, 99 persen kasus virus corona selesai sebelum vaksin untuk virus itu ditemukan.
"Bulan Juli-September 2020 adalah rentang waktu di mana virus corona tak lagi menjadi masalah bagi dunia," demikian keterangan Denny JA kepada CNNIndonesia.com.
Kesimpulan kedua dari riset LSI Denny JA adalah Indonesia masuk Kategori B atau negara menengah dalam dari sisi kecepatan menyelesaikan kasus virus corona. Untuk mengatasi 99 kasus virus corona Indonesia baru akan selesai pada Juni 2020.
Kesimpulan ketiga dari riset LSI Denny JA adalah, 100 persen Indonesia dan dunia terbebas dari virus corona ketika vaksin atas virus itu ditemukan. Rentang waktu penemuan virus sekitar Mei-Juli 2021.
Komentar