Daftar Isi
Foto: Pelita duduk gelisah di bangku ruang tamu rumahnya di Depok. Jantungnya berdebar kencang menanti namanya dipanggil untuk menjalani sidang skripsi. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Lancang Kuning -- Pelita duduk gelisah di bangku ruang tamu rumahnya di Depok. Jantungnya berdebar kencang menanti namanya dipanggil untuk menjalani sidang skripsi.
Pelita Mu'minatus Sholihah akrab disapa Pelita (21), mahasiswa Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia adalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang merasakan sidang skripsi secara daring.
Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu perguruan tinggi negeri yang tidak hanya melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring, namun juga sidang akhir menggunakan metode daring.
Tak hanya pembelajaran jarak jauh, sejumlah universitas telah melakukan ujian secara daring (online) sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di satuan pendidikan.
Dengan memakai kemeja putih dibalut blazer krem dia duduk di depan layar laptop. Beberapa kali dia mengecek apakah ada panggilan masuk dari sebuah platform yang sudah disediakan kampusnya untuk sidang skripsi.
Dilansir dari CNN Indonesia, Raut mukanya berubah tegang saat gilirannya hampir tiba. Dia ada di urutan tiga dari empat jadwal sidang yang dilakukan pada Jumat (14/6).
Ketika waktunya tiba, Pelita harus menghadapi empat orang dosennya di sidang. Tiga dosen penguji dan satu dosen pembimbing menjadi 'lawan' akhirnya sebelum meraih gelar sarjana.
Satu per satu pertanyaan yang ditanyakan dosen penguji berhasil dijawabnya. Usai satu jam disidang, Pelita bisa mengembuskan napas lega. Dia berhasil lulus sidang skripsi online. Meski dilakukan secara daring, namun sidang skripsi ini tak kalah menegangkan dari sidang di kampus.
Terbayar sudah semua kerja keras dan kendala yang dialami Pelita saat proses penyusunan skripsi. Namun kali ini, pandemi virus corona yang sudah mewabah sejak berbulan-bulan lalu, tak ayal membuat skripsinya dan juga mahasiswa tingkat akhir lainnya sedikit terganggu.
Dari mulai kendala mendapatkan dan mengolah data, diundurnya proses sidang, terhambatnya proses komunikasi saat bimbingan, serta mengalahkan rasa malas karena harus menyesuaikan kebiasaan kuliah dari tatap muka langsung menjadi tatap muka secara daring.
Ketika wisuda sudah terbayang di depan mata, Pelita berharap pandemi ini lekas berakhir.
Dia juga menambahkan, perjuangan mahasiswa saat ini tidaklah mudah, selain dampak pandemi terhadap dunia pendidikan dia dan mahasiswa lain harus berjuang untuk menghadapi dunia kerja di depan mata, pastinya akan lebih sulit untuk mencari lowongan saat ini, karena banyak perusahaan juga yang memilih untuk membatasi jumlah karyawan mereka agar tetap bisa bertahan hingga wabah ini usai. (LK)
Komentar