Habib Viral, Perlu Ilmu Kuasa Konglomerat Atasi Pejabat

Foto: Habib Umar Assegaf Bangil saat disetop Petugas PSBB Surabaya. (Vstory)

Lancang Kuning, SURABAYA - Ada pimpinan pondok pesantren melawan petugas PSBB karena mobilnya berisi lebih daripada pembatasan. Setelah ditegur diminta balik Polantas, akhirnya ribut berantem.

Kenapa dia tidak bisa mengendalikan keadaan sebagai ulama pimpinan pondok seharusnya menjadi teladan rupanya beliau kurang ilmu leadership.

Baca Juga: Melawan Petugas, Habib Umar Assegaf Bangil Dipolisikan

Dilansir dari Viva, Ilmu leadership setara setali tiga uang dengan ilmu kuasa. Semakin tinggi leadership skill semakin tinggi kuasanya.

Dalam ilmu kuasa, bila seseorang bisa memimpin pondok, dia menguasai ilmu leadership 2G atau 3G artinya dia sudah menjadi pemimpin banyak santri, dan duitnya banyak.

Baca Juga: Kakak-Adik Ngamuk Pukul Petugas, Begini Ceritanya

Namun konglomerat itu leadership 4G dan 5G. Apakah itu?

Leadership 4G artinya dia bisa memimpin siapapun. Misalnya , dia bisa berkolaborasi dengan Kapolda, atau Kapolres. Jadi saat dia ditahan polisi PSBB seharusnya jangan bersilat, atau menebas-nebaskan sorban. Akibatnya viral. Persis Ayu ting ting dan seleb.

Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

Ilmu 4 G menggunakan kolaborasi tingkat tinggi. Dia bisa melebarkan pengaruh ke Bu Risma, atau Pak Donny.

Tetapi bilamana seseorang konglomerat mereka tidak berhenti di level 4G bahkan dia bisa memperluas sekutu. Baik ke grup konglomerat sebelah, kepada jalur jalur baru.

Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

Maksudnya begini.

Konglomerat itu sekarang mati gaya. Ada yang bisa telepon Menkes Siti, kepala BPOM, namun tiba tiba dia mati langkah..mirip PLN se jawa mati. Aneh. Tiba tiba tidak bisa telepon Menkes, atau seperti perseneling rusak.

Rupanya, presiden itu gerah dengan modus konglomerat, dia bisikin Panglima baru, dipilihnya yang fresh misal Tito, yang angkatan 87. Sekonyong konyong itu yang senior 82, 83, 84, 85 sampai 86 ya mati langkah.

Akibatnya tangan tangan mereka tiba tiba lumpuh, serombongan. Padahal mereka pejabat senior. Di banyak kementerian.

Nah panglima baru oleh Presiden dibisiki jangan ke situ, gedung situ di Komdak. Bayangkan betapa kagetnya konglomerat yang biasa telepon gedung seberang Komdak tiba tiba kabelnya putus. Tus.

Nah, konglomerat mengendus masalah kabel ini, dia mulai mengendus, takutnya dia di bleklis presiden, dia buka jalur jalur pengendusan dan mencari jalur kabel baru. Sebab bila ini tidak dia ketahui, sungguh risiko bergerak random bisa risiko efek domino bubar susu sebelanga. Ini disebut ilmu leadership 5G. Mampu mengendus jalur jalur baru. (Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM, Alumni IPB Teknologi Pangan, dan Magister Manajemen Universitas Indonesia Lulus 1989). (LK)