UAH: Meninggal saat Ramadhan belum tentu tanda kebaikan

Daftar Isi

    Foto: Ustadz Adi Hidayat

    Lancang Kuning, JAKARTA – Di tengah bulan Ramadhan tahun ini, sejumlah kabar duka datang. Bukan cuma paramedis juga masyarakat Indonesia yang meninggal dunia saat berjuang melawan korona, sejumlah selebriti Tanah Air, juga turut dikabarkan berpulang.

    Baca Juga: Soal Pelaruangan WNI ke Laut, Indonesia Panggil Dubes China

    Dilansir dari Viva, kematian merupakan salah satu yang terdapat dalam rukun iman yang ke-enam. Kematian merupakan salah satu ketetapan yang sudah Allah SWT berikan kepada setiap mahkluknya termasuk manusia yang bernyawa.

    Ini seperti apa yang terdapat penjelasannya di dalam Al-Quran pada sebuah surah yang sering dibacakan di banyak majelis taklim. Salah satu ayat ini juga selalu mengingatkan kita bahwa setiap yang bernyawa pasti akan wafat.

    Baca Juga: Chairul Anwar: PERPU 01/2020 Lebih Berpihak Kepada Pengusaha Besar, Dibanding UMKM

    Surah tersebut memberikan penjelasan arti, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan,” (QS. Ali-Imron ; 185).

    Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

    Namun, tidak terlepas dari itu, kini kita tengah memasuki bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan ialah bulan penuh ampunan dan juga merupakan ladang pahala bagi kita umat muslimin dunia. Banyak sekali keberkahan yang ada di bulan ini.

    Lalu, bagaimana orang yang wafat di bulan Ramadhan ini. Apakah punya beberapa keistimewaan yang banyak orang tidak tahu?

    Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

    Menurut apa yang dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat dalam sebuah tausiyahnya, orang yang wafat di bulan suci Ramadhan ini belum tentu menjadi tanda kebaikan di dalam wafatnya.

    “Orang yang wafat pada bulan Ramadhan belum tentu menjadi tanda kebaikan dalam wafatnya, kecuali jika dia wafat dalam keadaan yang sholeh, meningkatkan amal baik kepada Allah SWT,” dikutip dari tausyiah berjudul “Keutamaan Meninggal di Bulan Ramadhan”.

    Ustaz Adi Hidayat pun memberikan masukan untuk umat jika ingin wafat dalam kebaikan-kebaikan ada sesuatu yang harus dikerjakan.

    “Namun, jika ingin wafat dalam kebaikan, maka tingkatkanlah amal sholeh, maka kapanpun Anda meninggal kepada Allah SWT kembali, maka Allah wafatkan dalam keadaan khusnul khotimah,” sambil menambahkan (QS. Al-Fajr: 27-30). (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel UAH: Meninggal saat Ramadhan belum tentu tanda kebaikan
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar