Program Pencegahan Penyakit Infectious Pada Ternak Ruminansia

Daftar Isi

    Lancang Kuning - Hewan ruminansia adalah kelompok hewan yang berjenis mamalia yang dapat memamah (memakan) dua kali sehingga kelompok hewan ini disebut juga sebagai hewan memamah biak. Dalam sistem pengelompokan, manusia dan hewan ruminansia pada umumnya mempunyai kesamaan dari sistem pencernaan hewan ruminansia dan manusia. Contoh hewan ruminansia diantaranya adalah kerbau, domba, kambing, sapi, kuda, jerapah, kancil, rusa dan lain – lain.

    Infectious bovine rhinotracheitis disebabkan oleh virus BHV-1 (bovine herpes virus) dengan gejala gangguan alat pernafasan atau gangguan reproduksi, berupa abortus dan infeksi alat kelamin. Penyakit ini mempunyai morbiditas tinggi dan mortalitas rendah. Antibiotika tidak dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit ini. Immunisasi atau vaksinasi dengan vaksin hidup atau vaksin inaktifBHV-1 isolat lapangan merupakan cara pencegahan penyakit ini.

    Pengendalian IBR secara umum dengan regulasi penanggulangan IBR, karantina yang ketat, isolasi hewan sakit dan penyingkiran hewan sehat dari daerah tercemar, disinfeksi kandang dan fasilitasnya, serta tindakan sanitasi dan higiene bagi personalia yang kontak dengan hewan penderita.

    Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

    Strategi yang dapat digunakan untuk pengendalian penyakit

    Penanganan penyakit menular pada populasi hewan tergantung pada ada tidaknya hewan atau kawanan hewan yang terinfeksi penyakit, ada tidaknya hewan atau kawanan hewan yang diduga terinfeksi penyakit, dan kontak antara hewan yang terinfeksi dengan yang diduga terinfeksi penyakit. Penyakit akan tetap ada dalam populasi hewan atau kawanan hewan apabila kondisi tersebut masih sama.

    Strategi utama pengendalian dan pemberantasan penyakit-penyakit hewan (Thrushfield 2005) meliputi:

    1. Karantina: Pemisahan hewan-hewan yang sakit (atau hewan yang diduga sakit) sehingga risiko penyebaran penyakit ke hewan lainnya yang diduga sakit dapat dikurangi. Seringkali diikuti dengan upaya-upaya keamanan lainnya terkait dengan pengendalian lalu lintas hewan, kebersihan dan membasmi kuman.
    2. Pemotongan hewan sakit: Dapat diikuti dengan pemotongan hewan yang berisiko tinggi dalam upaya pengendalian penyakit darurat (misalnya wabah penyakit mulut dan kaki di beberapa negara) dan pemusnahan bangkai hewan serta bahan-bahan yang terinfeksi lainnya.

    Baca Juga : Akreditasi Jurusan Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Megar Kencana

    1. Vaksinasi: Dapat mengurangi penyebaran penyakit selama terjadinya wabah atau sebagai bagian dari program jangka panjang pemberantasan penyakit untuk mengurangi penyebaran infeksi.
    2. Pengobatan: Administrasi obat-obatan (antibiotik atau anthelmintik) dapat digunakan sebagai bagian dari program pengendalian atau untuk mengurangi risiko penyakit yang terjadi.
    3. Pengendalian lalu lintas hewan: Seringkali dilakukan sebagai bagian dari upaya karantina untuk mencegah penyebaran penyakit. Dapat juga digunakan secara lebih rutin misalnya pengawasan penggembalaan ternak dalam upaya penatalaksanaan parasit internal atau lalu lintas hewan yang keluar dari daerah berisiko tinggi dalam waktu tertentu di sepanjang tahun untuk menghindari vektor penyakit atau membawa hewan kedalam ruangan pada malam hari di Afrika untuk mengurangi risiko terkena penyakit African horse sickness yang dibawa oleh sejenis agas malam.
    4. Pengendalian vektor dan reservoir penyakit: Penyakit menular dapat ditularkan oleh serangga penular penyakit atau induk reservoir berbeda (Nipah virus). Pengendalian vektor dan induk reservoir akan membantu pengendalian penyakit.
    5. Upaya-upaya keamanan: Upaya-upaya keamanan meliputi kebersihan, pembasmian kuman, dan upaya-upaya pengelolaan lainnya yang dapat mengurangi penyebaran penyakit. Dapat dilakukan di tingkat hewan, kawanan hewan, peternakan atau wilayah.
    6. Pemilihan genetik: Dapat berguna dalam mengendalikan beberapa jenis penyakit dengan menghilangkan penyakit-penyakit yang diwariskan atau melalui pemilihan hewan yang memiliki daya tahan yang lebih baik.

    Baca Juga : Tempat Wisata di Riau

    Strategi-strategi ini biasanya diterapkan melalui empat alur kegiatan yang terpisah:

    • Deteksi agen yang bertanggungjawab menularkan penyakit;
    • Pengurangan jumlah induk yang tertular penyakit;
    • Peningkatan daya tahan induk yang diduga tertular penyakit; dan
    • Pengurangan kontak antara induk yang tertular dan yang diduga tertular penyakit.

    Program pengendalian

    Sebagaimana yang telah didefinisikan, pengendalian terkait dengan setiap program yang diarahkan untuk mengurangi tingkat morbiditas, mortalitas atau kerugian produksi yang disebabkan oleh suatu penyakit. Pengendalian dapat dilakukan melalui:

    • pengobatan hewan sakit; dan/atau
    • pencegahan penularan; dan/atau
    • pengurangan dampak penyakit pada hewan yang tertular penyakit
    • Program pengendalian akan membutuhkan biaya-biaya yang berhubungan dengan pendeteksian dan pengendalian penyakit atau alasan untuk tetap melakukan program pengendalian.(Fuzon)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Program Pencegahan Penyakit Infectious Pada Ternak Ruminansia
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar