Fasilitas GBT Rusak Berat, Usai Diamuk Bonek

 

Foto: Kondisi Gelora Bung Tomo usai dirusak Bonek

LancangKuning.Com, SURABAYA –
Kerusuhan di sepakbola sudah tak asing lagi, permasalahan pun bisa saja ketidakadilan wasit saat memimpin laga pertandingan. Bahkan ada isu propaganda antar suporter pendukung masing-masing tim.

Baru-baru saja, GBT Surabaya dihebohkan dengan kejadian kerusuhan suporter Bonek Surabaya. Berbagai fasilitas stadion hancur total, kerugianya pun lantas tak sedikit. Peristiwa di GBT masih belum terjawab, dan kejadian masih didalami pihak berwajib, termasuk total kerugian. 

Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya mengalami rusak berat usai amuk Bonek pada saat Persebaya ditekuk PSS Sleman dalam lanjutan Liga 1, Selasa 29 Oktober 2019.

Baca Juga: Bupati Siak Alfedri Dicium Polisi Cilik

Kabid Sarana dan Prasarana Dispora Surabaya, Edi Santoso mengatakan semua fasilitas stadion hancur. Meski belum dihitung detail, kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah.  

Baca Juga: Zinah, Raja Thailand Pecat 10 Pejabat Istana

"Kami belum tahu estimasinya berapa. Saya juga belum berani ngomong nominal pastinya. Yang pasti kondisinya rusak parah, hancur, " keluh Edi.

Sejumlah fasilitas stadion, mulai dari jaring gawang, papan reklame, lorong pemain, rumput, lintasan lari hingga bench pemain cadangan mengalami kerusakan.

Baca juga: Tempat Wisata di Riau

"Bench pemain dihancurkan, semua dibakar, papan reklame habis, jaring gawang juga dibakar, lintasan lari dibakar. Tapi, besok akan kita inventarisir lagi kerusakannya," ujarnya, seperti melansir VivaNews.

Selain sejumlah fasilitas dirusak dan dibakar bonek.  Rumput lapangan juga tampak mengering akibat terbakar. Bench pemain cadangan hanya pecah di bagian atap. Meja match commisioner dirusak dan atap  lorong masuk pemain juga remuk.

Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

Bukan hanya itu saja, rumput sintetis buat jalan pelatih juga ludes terbakar. Lintasan lari yang konon harganya miliaran rupiah juga mengalami kerusakan di bebarapa bagian.

"Yang paling parah gawang kita, dua-duanya sudah hancur tidak bisa  tertolong lagi," ucap Edi. (LKC)