Daftar Isi
Foto :U-Report
Ilustrasi bunuh diri.
LancangKuning.Com, Yogyakarta - Dosen Teknik Elektro di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Budi Setiyanto, dikabarkan gantung diri. Tubuhnya yang tak bernyawa ditemukan pada Kamis, 15 Agustus 2019.
Metode menghilangkan nyawa dengan menggantung tubuh dengan tali tak hanya kerap dilakukan oleh pelaku bunuh diri. Di zaman dahulu, gantung diri juga diterapkan sebagai hukuman eksekusi, melansir viva.co
Meski film dan televisi telah menayangkan proses gantung diri terlihat seolah cepat dan mudah, pada praktiknya bisa jadi lepasnya nyawa dari badan tak sesederhana itu. Bahkan beberapa kasus, ada gantung diri yang gagal dimana pelaku tak meninggal.
Dikutip dari ranker, Jumat, 16 Agustus 2019, ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi pada tubuh saat mencoba atau dalam proses gantung diri.
Jika beruntung, leher langsung patah
Ini adalah cara paling tidak menyakitkan untuk mati karena gantung. Karena tubuh pelaku jatuh dari ketinggian dan leher segera patah.
Cara kerjanya, begitu sudah terjatuh, momentum bobot tubuh cukup untuk mematahkan leher. Pelaku langsung pingsan, yang berarti tidak akan menderita ketika mengalami kematian otak. Ini lebih beruntung dibandingkan dengan jika leher tidak patah.
Oksigen ke otak tersumbat
Segera setelah kamu digantung, jumlah oksigen yang menuju ke otak langsung terpangkas. Jika leher tidak langsung patah dan terengah-engah, itu artinya tubuh berada dalam pergolakan iskemia otak.
Sederhananya, ini adalah fase ketika semua pembuluh darah dan arteri yang membawa darah ke otak tersumbat. Tubuh manusia tak dapat bertahan lebih dari sepuluh menit tanpa oksigen.
Arteri karotis menutup
Arteri karotis kamu adalah pemasok darah yang paling penting bagi otak yang terletak di leher. Ini adalah bagian yang terjepit oleh tali saat tubuh menjuntai tanpa daya ke bawah.
Kapiler pecah
Saat ini terjadi, bisa dibilang tubuh mengalami sekarat. Darah dari karotid yang biasanya mengalir ke otak Anda tiba-tiba terhenti. Yang terjadi kemudian kapiler di wajah dan mata menjadi pecah. (LKC)
Komentar