Dampak Dari Infeksi Nosokomial

Daftar Isi

    LancangKuning - Infeksi nosokomial adalah infeksi yang tumbuh di kalangan rumah sakit.

    Jika jalur penularannya didapat di rumah sakit, seseorang dikatakan mengalami infeksi nosokomial, antara lain gejala yang terjadi di rumah sakit hanya saat pasien kembali ke kampung halaman, dan infeksi yang terjadi di antara petugas rumah sakit. Beberapa penyakit umum yang terjadi akibat infeksi rumah sakit antara lain infeksi darah primer (IADP), pneumonia, infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi luka operasi (ILO).

    Sekilas, infeksi terjadi di pusat kesehatan atau infeksi rumah sakit. Namun, infeksi ini tidak hanya menyebabkan kerugian kesehatan bagi penderita, tetapi juga kerugian ekonomi. Selain itu, infeksi ini tentunya akan menimbulkan banyak efek "kesedihan" lainnya, bahkan termasuk nyawa pasien.

    “Ada pasien kaki di abiotik. Kakinya terluka. Ingin sembuh, tetapi tidak berhasil. Ternyata bakteri di lukanya sudah menyebar ke bagian lain tubuhnya, sehingga lukanya memang terjadi. Dan dia harus dirawat di rumah sakit. Lama sekali. Dan biaya yang harus dikeluarkan bahkan lebih tinggi. Parahnya, bisa jadi pasien cacat atau bahkan meninggal dunia, ”ujar dr Anis Kurniawati. Ahli Mikrobiologi FKUI MK menggelar jumpa pers yang diselenggarakan oleh Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) dan Lifebuoy di ruang rapat lantai atas Gedung Sidang Jakarta, dan diumumkan pada Kamis (7 November 2013).

    Dampak terbesar yang ditimbulkan oleh infeksi rumah sakit adalah penyebaran virus penyakit. Selama ini diare, ISPA, dan penyakit kulit menempati posisi teratas. Anis menambahkan, penyakit lainnya adalah infeksi saluran kemih, karena banyak pasien yang menggunakan kateter untuk melewatinya. Kemudian, infeksi darah disebabkan oleh infus, kateter intravena, dll. Selain itu akibat pemasangan ventilator, juga terdapat infeksi saluran pernafasan dan infeksi luka di area operasi tubuh pasien.

    Faktor Risiko Infeksi Nosokomial

    1. Lansia, bayi dan anak di atas 70 tahun.
    2. Kekebalan tubuh yang lemah, seperti HIV / AIDS, malnutrisi, pengguna obat-obatan penekan imun atau kemoterapi.
    3. Lama tinggal di rumah sakit. 
    4. Lingkungan rumah sakit sangat padat, dan pasien perlu dipindahkan dari satu unit ke unit lainnya, dan pasien yang rentan terhadap infeksi rumah sakit (seperti di unit perawatan intensif, ruang perawatan bayi, ruang perawatan luka bakar) ditempatkan di satu tempat.
    5. Orang yang menderita koma, gagal ginjal akut, luka serius, luka bakar, dan syok.
    6. Prosedur seperti pembedahan, pemasangan alat pernafasan (ventilator), endoskopi atau kateter.

    Penyebab Infeksi Nosokomial

    Bakteri di rumah sakit menyebabkan infeksi nosokomial. Bakteri ini bias menular dari orang lain di sekitar rumah sakit, bisa juga bakteri yang menjadi flora normal orang tersebut (bakteri yang biasanya ada di dalam tubuh dan biasanya tidak menimbulkan gangguan), atau bakteri yang mencemari lingkungan dan peralatan di dalam rumah sakit. rumah. Selain bakteri, jamur, virus atau parasit, juga bisa menyebabkan infeksi di rumah sakit.

    Bakteri yang resistan terhadap obat terjadi ketika efek membunuh antibiotik pada bakteri melemah. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak memenuhi anjuran dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri manusia mengubah sifatnya dan menjadi kebal terhadap antibiotik. Rumah sakit adalah rumah bagi semua jenis pasien, sehingga bakteri yang resistan terhadap obat dapat menyebar di lingkungan rumah sakit, dan jika menginfeksi seseorang akan lebih sulit untuk diobati.

    Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam pencegahan infeksi di rumah sakit, yaitu host, sumber dan penularan. Tuan rumah berasal dari penyebaran mikroorganisme, yaitu pasien yang dapat menyebarkan penyakit ke orang lain. Sumber merupakan media yang digunakan untuk menyebarkan mikroorganisme, seperti benda-benda di rumah sakit. Penularan adalah proses penyebaran mikroorganisme di lingkungan rumah sakit, seperti melalui udara, media, atau kontak langsung.

    “Infeksi nosokomial sangat jauh berbeda dengan keadaan pasien yg memburuk. Perlu juga dibedakan apakah itu infeksi nosokomial atau infeksi nosokomial ekstern. Caranya perhatikan, ada batasan waktu. Jika infeksi terjadi setelah pasien dua hari kemudian dirawat di rumah sakit, kemungkinan besar terjadi infeksi nosokomial. Karena tubuh pasien terinfeksi. Masa inkubasi mikroorganisme infeksi 48 jam ”. (Gilang Aditya)

                 

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Dampak Dari Infeksi Nosokomial
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar