Daftar Isi
Lancang Kuning - Gelombang protes di Libanon meluas hingga ke area dekat gedung parlemen di Beirut dan kantor kementerian perumahan dan transportasi pada Minggu (9/8).
Koresponden AFP melaporkan polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan bom molotov di jalan menuju gedung parlemen.
Polisi anti huru hara yang dikerahkan untuk mengamankan demo membubarkan massa yang mencoba masuk ke area Parlemen Square.
Baca Juga: Siapa di Balik Tagar #TurunkanJokowi, Cek 5 Fakta Ini
Aksi protes warga dilakukan menyusul ledakan dahsyat yang terjadi di pelabuhan Beirut, Libanon pada Selasa (4/8) petang lalu.
Sebagai buntut dari aksi protes ini, dua menteri kabinet Libanon mengundurkan diri dari jabatannya. Menteri Lingkungan, Damianos Kattar dan Menteri Penerangan, Manal Abdel Samad mengundurkan diri dari jabatannya pada Minggu (9/8).
"Mengingat malapettaka besar, saya telah memutuskan untuk menyerahkan pengunduran diri saya dari pemerintah," ujar Kattar mengumumkan pengunduran dirinya dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Presiden Michael Aoun sebelumnya membuka kemungkinan adanya serangan rudal yang menjadi penyebab terjadinya ledakan dahsyat. Pernyataan ini disampaikan setelah ia menduga ada faktor kelalaian pejabat yang mengakibatkan ribuan ton amonium nitrat tersimpan selama enam tahun.
"Ada dua kemungkinan skenario atas apa yang terjadi: kelalaian atau intervensi asing melalui rudal atau bom," ujar Aoun seperti dilansir AFP.
Kendati demikian, ia menolak untuk dilakukan penyelidikan internasional demi memastikan penyebab kejadian nahas itu. Menurutnya, campur tangan pihak asing dapat mengaburkan kebenaran.
Komentar