Fakta Penjarahan di Italia, Warga: kami tak punya uang, kami lapar

Daftar Isi

    Foto: Ilustrasi penjarahan 

    Lancang Kuning, ITALIA -- Penjarahan di Tengah Lockdown virus corona terjadi di Italia.

    Sebelumnya, Italia menjadi perhatian dunia akibat wabah virus corona di negara tersebut yang cukup besar memakan korban.

    Baca Juga: Ini Kronologi Kecelakaan Wakil Jaksa Agung di Tol Cibubur

    Hingga saat ini,Lockdown di Italia membuat sebagian warga kehilangan mata pencaharian sehingga tidak memiliki cukup uang untuk makan.

    Imbasnya, muncul penjarahan di supermarket-supermarket di Italia akibat virus corona.

    Atas laporan yang terjadi di Sisilia, Italia itu, para polisi dengan tongkat dan senjata api kini mulai bergerak memberikan perlindungan.

    Diketahui, virus dengan nama Covid-19 ini telah lebih dari 10.000 orang di Italia, sepertiga dari total korban meninggal di seluruh dunia.

    Baca Juga: Intelijen AS Bongkar Kebohongan China soal Korban Tewas Covid-19

    Dilansir AFP Minggu (29/3/2020), wabah Virus Corona adalah kondisi darurat yang dihadapi Italia sejak Perang Dunia II silam.

    Secara perlahan, lockdown yang sudah berlangsung selama tiga pekan itu sudah menggerus ekonomi terbesar ketiga di Uni Eropa tersebut.

    Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

    Rasa putus asa itu dilaporkan mulai dirasakan oleh penduduk di Region Sisilia, salah satu daerah berkembang di Negeri "Pizza".

    Berdasarkan pemberitaan harian La Repubblica, sekelompok orang memasuki supermarket di Palermo dan pergi tanpa membayar.

    "Kami tidak punya uang untuk membayar. Kami butuh makan." Begitulah teriakan salah seorang dari kelompok tersebut kepada petugas kasir.

    Di kota lain di Sisilia, Corriere della Sera memberitakan pemilik toko kecil ditekan oleh penduduk sekitar untuk memberi makanan.

    Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

    Corriere menulis bahwa "bom waktu" tengah berdetak di region berpopulasi lima juta, dan mencatat 57 korban tewas karena Covid-19.

    Kekhawatiran disuarakan oleh Giuseppe Provenzano, menteri yang mengurus daerah selatan Italia, kepada harian La Repubblica.

    "Saya takut kekhawatiran yang diutarakan masyarakat, kesehatan, pemasukan, hingga masa depan, bakal berubah menjadi kemarahan jika krisis ini terus berlanju," terangnya.

    Jurnalis AFP yang berada di lokasi mengabarkan, empat polisi berpakaian lengkap berjaga di depan salah satu supermarket di Palermo.

    Mereka berjaga dalam diam di tengah hari hujan, dengan tangan berada di belakang, serta wajah mereka yang tertutup topeng hijau.

    Mereka tidak berinteraksi dengan para pengunjung, dengan sikap diam mereka seolah menunjukkan pemerintah masih menguasai situasi.

    Carmelo Badalamenti, warga setempat yang mendorong troli merah berisi barang belanjaannya, mengecam sikap yang ditunjukkan pelaku.

    "Melakukan penjarahan di toko bahan kebutuhan pokok tidak akan menyelesaikan apa pun," ujar dia.

    Di Roma, Perdana Menteri Giuseppe Conte sudah menyadari.

    Karena itu, dalam pernyataan yang ditayangkan televisi Sabtu malam (28/3/2020), dia menjanjikan voucher bagi yang tak bisa membeli makanan.

    "Kami tahu kalian menderita. Tapi negara tetap hadir," tegas dia.

    Roma mengucurkan dana 400 juta euro (Rp 7,2 triliun) untuk program pangan darurat. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Fakta Penjarahan di Italia, Warga: kami tak punya uang, kami lapar
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar