Daftar Isi
Foto: ilustrasi obat palsu
LancangKuning.Com, Jakarta - Obat-obatan palsu semakin merajalela di dunia, termasuk di Indonesia. Penelitian terbaru menunjukkan obatan-obatan palsu dan berkualitas rendah yang terus melonjak membuat ratusan ribu anak-anak meninggal dunia setiap tahunnya.
"Kita berbicara tentang 300 ribu -setidaknya- anak-anak yang telah meninggal karena obat-obatan yang didistribusikan oleh para kriminal," kata peneliti dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat Joel Breman, dikutip dari CNN.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tiga jenis produk media yang dipalsukan dan di bawah standar. Yakni, produk medis yang sengaja salah menggambarkan komposisi dan sumber obat, produk medis yang gagal memenuhi standar kualitas atau spesifikasi tertentu, dan produk medis yang tidak terdaftar atau belum diuji dan tidak disetujui.
Menurut laporan yang baru saja dipublikasikan American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, jumlah produk medis yang dipalsukan dan di bawah standar terus meningkat.
Baca Juga: 14 Persen Perusahaan Indonesia Gunakan Kecerdasan Buatan
Data dari Pfizer Global Security, pada 2008 terdapat 29 produk medis mereka yang dipalsukan di 75 negara. Angka itu pada 2018 melonjak menjadi 95 obat palsu di 113 negara. Diperkirakan kini obat-obatan palsu dan di bawah standar itu mencapai 10 persen dari seluruh obat yang beredar di dunia.
Breman menjelaskan obat-obatan palsu ini juga menyebabkan banyak kerugian pada negara berpenghasilan menengah dan rendah. Salah satu yang jadi perhatian utama adalah obat antimalaria yang dipalsukan dan menyebabkan lebih dari 150 ribu kematian anak setiap tahunnya.
Program pemantauan terapi kombinasi antimalaria dan artemisinin (sering disebut ACT) menemukan 25 persen ACT yang tersedia di delapan negara Afrika tidak terjamin mutunya. Hanya ada 12 perusahaan terkemuka yang memiliki ACT yang telah disetujui, sedangkan 185 produsen lainnya diragukan.
Obat antibiotik untuk mengobati pneumonia juga banyak ditemui dan menyebabkan kematian diseluruh dunia. Radang paru-paru atau infeksi saluran pernapasan merupakan salah satu penyakit yang paling umum bagi anak-anak.
Selain obat-obatan untuk anak-anak, obat-obatan palsu juga meningkat untuk penyakit kronis seperti hipertensi. Pharmaceutical Security Institute menemukan setengah dari obat-obatan palsu yang beredar merupakan obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi tersebut. Obat-obatan lain meliputi obat untuk penyakit jantung, disfungsi ereksi, kanker dan nyeri.
Menurut Breman, cara yang paling umum menjual obat-obatan palsu ini adalah lewat internet. Pada 2016, ditemukan terdapat 35 ribu apotek online. Pfizer Global Security mencoba membeli 250 obat Xanax dari penyedia di internet dan menemukan bahwa 96 persen adalah obat palsu. (LKC)
Komentar